REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Indeks harga saham di Dubai meningkat tajam pada Ahad (1/15) setelah beberapa pekan dilanda keterpurukan akibat turunnya harga minyak dunia. Hal itu juga terjadi setelah Raja Arab Saudi yang baru, Raja Salman, memerintahkan pembayaran gaji kepada pegawai negeri.
Indeks harga saham melonjak 4,5 persen, dengan 3.840 poin pada penutupan hari ini. Angka ini adalah peningkatan tertinggi sejak enam pekan terakhir. Volume perdagangan juga meningkat secara positif.
Konglomerat Dubai Investments mengumumkan laba 13,8 persen dalam rilis resminya pada Ahad ini. Dubai Investments juga mengajukan dividen yang lebih tinggi dibandingkan tahun 2014 yang lalu. Dividen tahun ini akan diberikan 12 persen tunai dan 6 persen saham. Angka ini lebih tinggi dibanding tahun lalu yang hanya 7 persen tunai dan 7 persen saham.
Pimpinan perusahaan juga menyetujui akuisisi saham mayoritas dari perusahaan investasi Al Mal Capital. Harga saham di Abu Dhabi sendiri juga meningkat 2,2 persen seiring 'kembalinya' bank bank besar di sana. Bank Nasional Abu Dhabi (NBAD) menyatakan kenaikan laba 4,3 persen, First Gulf Bank naik 2,9 persen, dan Abu Dhabi Commercial Bank menambah laba 3,2 persen.
"Delapan bank di Uni Emirat Arab sudah melaporkan, dengan hasil yang positif. Hanya Abu Dhabi Islamic Bank saja yang melaporkan hasil yang kurang memuaskan pada penambahan laba," ujar salah satu perwakilan dari NBAD pada rilisnya.
Sementara itu, Firma Petrokimia terbesar kedua di Qatar juga meningkat 2,4 persen dalam penambahan laba. Sedangkan pasar di Kuwait dan Oman juga tercatat menambah laba. Pada Kamis lalu, Raja Arab Saudi, Raja Salman memerintahkan pembayaran untuk bonus dua bulan kepada seluruh pegawai negeri dan pensiunan.
Pembayaran kepada pekerja ini senilai 70 triliun riyal atau 18,6 miliar dolar AS, sekitar 8 persen dari anggaran negara pada 2015 atau 5 persen dari pendapatan domestik Arab Saudi tahun lalu. Anggaran lainnya ditelantarkan untuk pelajar, masyarakat sipil dan asosiasi profesional, serta untuk meningkatkan infrastruktur di bidang listrik dan perairan.
Di pasar dunia, minyak mentah Brent naik 8 persen ke angka 52,99 dolar AS per barel pada Jumat lalu, setelah produksi minyak di AS menurun 7 persen pada pekan lalu. Penguatan harga minyak dunia ini diharapkan akan menjadi akhir dari anjloknya harga minyak dunia.