Senin 02 Feb 2015 14:49 WIB

Dua Warganya Dipenggal, Jepang Perluas Kewenangan Militer

Rep: C84/ Red: Ilham
Tentara Jepang (Ilustrasi).
Foto: IST
Tentara Jepang (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe mengatakan, ia ingin militer Jepang dapat menyelamatkan warga Jepang di luar negeri. Pernyataan keluar sehari setelah Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) merilis video yang menunjukan bahwa Kenji Goto, sandera asal Jepang telah dieksekusi mati. Goto adalah korban kedua dari Jepang dalam sebulan terakhir.

Eksekusi atas Goto dilakukan menyusul mentoknya kesepakatan tebusan untuk Goto. Pada seminggu sebelumnya, ISIS juga telah memenggal Haruna Yukawa. Goto ditangkap ISIS pada akhir Oktober 2014, sementara Yukawa ditangkap pada Agustus 2014.

Abe mengutuk tindakan kelompok tersebut dan mengatakan Jepang berkomitmen untuk memenuhi tanggung jawabnya sebagai anggota masyarakat global dalam memerangi terorisme dan melindungi warganya.

"Melestarikan keselamatan warga Jepang adalah tanggung jawab pemerintah, dan saya adalah orang yang paling memegang tanggung jawab," kata Abe seperti dikutip Reuters, Senin (2/2).

Ia juga berencana untuk membuat kerangka kerja untuk menyelamatkan warga Jepang dalam bahaya agar insiden yang menimpa Goto dan Yukawa tidak terjadi lagi. Abe juga menegaskan bahwa Jepang akan meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Timur Tengah. 

Abe juga berencana meminta izin agar militer Jepang diperbolehkan melakukan misi penyelamatan luar negeri jika ada kasus serupa yang menimpa warganya di luar negeri. Saat ini, ruang lingkup militer Jepang terhalang oleh Undang-undang, namun pemerintah berencana untuk mengajukan revisi ke parlemen untuk mengurangi pembatasan.

Meski begitu, sejumlah pihak menilai pengirimian militer ke luar negeri untuk misi penyelamatan hanya akan meningkatkan risiko. Seorang pejabat pertahanan Jepang yang tidak disebutkan namanya mengatakan tidak mungkin hal ini dapat terjadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement