Senin 02 Feb 2015 17:29 WIB

Hancurnya Kota Kobani Akibat ISIS (2-habis)

Rep: Gita Amanda/ Red: Damanhuri Zuhri
Pengungsi Suriah menuju perbatasan Turki di dekat Kota Kobani.
Foto: NBCNews
Pengungsi Suriah menuju perbatasan Turki di dekat Kota Kobani.

REPUBLIKA.CO.ID,

Lebih dari setengah bagian kota Kobani hancur. Para pejabat mengatakan, seluruh blok-blok rata bagaikan dilanda gempa bumi. Bahkan di wilayah yang lebih tenang, tak ada bangunan yang tak rusak.  Sejumlah bangunan dindingnya hangus oleh api banyak pula yang dijarah selama pertempuran berlangsung.

"Pertempuran belum berakhir. Kami akan menyelesaikan pekerjaan kami setelah seluruh desa di wilayah kami dibebaskan," ungkap Kepala Pemerintahan Kobani Anwar Muslim.

Ia pun mengatakan, "Kami di sini, di Kobani, berada di garis depan melawan teroris atas nama semua orang di dunia. Anda bisa lihat di sini harga atas kebebasan," ujarnya.

Muslim menambahkan, pertempuran di Kobani membuat puluhan ribu warga sipil mengungsi di perbatasan Turki. Meski mereka merayakan kemenangan pekan lalu dengan harapan dapat kembali pulang, namun mereka harus menunda harapan tersebut hingga berbulan-bulan.

Banyak yang tak lagi memiliki rumah di kota ini, kata Muslim, dan kota ini terlalu berbahaya dan tak sehat untuk warga. Namun ia telah membentuk sebuah komite khusus yang terdiri dari arsitek, dokter, pengacara, insinyur dan ahli lainnya untuk melakukan tugas besar membersihkan dan membangun kembali Kobani.

Tapi perlu puluhan tahun mungkin untuk mengembalikan Kobani seperti semula. Untuk saat ini, mereka bahkan tak dapat membawa peralatan berat ke perbatasan Turki. Mereka juga khawatir peralatan pembersih sederhana terlalu berisiko menghadapi bangunan yang runtuh.

Hal senada diungkapkan Wakil Kepala Pemerintahan Kobani Idriss Nassan, menurutnya ada banyak mortir, roket dan bom yang belum meledak di Kobani. Itu semua dapat membunuh warga sipil maupun pejuang ketika mereka membersihkan rumah mereka.

"Tak ada makanan, obat-obatan, susu untuk anak-anak. Jika warga kami kembali sekarang, akan ada krisis kemanusiaan di tanah kemenangan ini," ungkapnya.

Pembangunan kembali pasti akan berjalan lambat. Mereka berharap sekutu dapat memberi bantuan militer, dan prioritasnya dana untuk rekonstruksi, serta tekanan pada Turki untuk membuka koridor kemanusiaan ke Suriah.

Kerusakan ini begitu buruk, beberapa orang bahkan mempertanyakan apakah Kobani harus dibangun kembali di lokasi baru. Namun Nassan mengatakan, hal itu akan menghancurkan secara emosional. "Kota ini hancur, namun orang-orang masih memiliki kenangan di sini, ini adalah tanah kami," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement