REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Raja Abdullah kini berada dalam tekanan publik setelah nasib pilot Yordania Muath al Kasaesbeh berada di tangan ISIS.
Raja Abdullah memiliki peran terkait Yordania yang bergabung dengan sekutu AS untuk memerangi ISIS di Suriah. Raja Abdullah dalam kampanyenya mengatakan umat Muslim harus memerangi kelompok dengan ideologi yang menghina semangat Islam.
Namun di kampung halaman Kasaesbeh di karak puluhan pemuda memprotes kampanya Raja Abdullah. Mereka meneriakkan slogan antikoalisi dan meminta Abdullah menarik diri dari kampanye.
"Kami tidak akan menjadi sapi kurban Amerika," teriak pemuda yang marah. Masyarakat percaya Yordania akan menarik diri dari kampanye karena krisis yang terjadi.
Sikap Raja Abdullah berasal dari keprihatinan ancaman terorisme ke kerajaannya. Alqaidah melancarakan serangkaian serangan mematikan di Yordania termasuk pemboman di sebuah hotel Amman pada 2005 yang menewaskan 60 orang.