Selasa 03 Feb 2015 14:55 WIB

AS Dihantam Badai Salju Kedua Pekan Ini

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Indira Rezkisari
Seorang pria berjalan menembus hujan salju, Selasa (3/2), di Times Square New York, AS.
Foto: Reuters
Seorang pria berjalan menembus hujan salju, Selasa (3/2), di Times Square New York, AS.

REPUBLIKA.CO.ID, BOSTON - Boston terkubur akibat badai musim dingin yang menghantam Amerika Serikat bagian timur laut, Senin (2/2). Sebelumnya rekor badai ini meninggalkan salju setinggi 30 cm di Chicago.

Badai kedua dalam satu minggu tersebut melaju dari New York ke Boston sambil membawa salju, hujan es, dan angin kencang. Setidaknya empat orang dilaporkan tewas karena badai.

Satu orang wanita tewas di pinggiran kota Weymouth Boston saat hendak menuju tempat parkir kondominiumnya. Satu orang korban lain yaitu pekerja rumah makan di Universitas Connecticut. Ia tewas karena bertugas semalaman saat badai.

Dua orang lainnya tewas pada Senin dalam kecelakaan di jalan raya di Indiana. Polisi mengatakan kondisi jalan berbahaya karena faktor cuaca.

Boston diselimuti salju setinggi 60 cm dari badai salju pekan lalu dan akan bertambah tinggi imbas badai saat ini. Ini adalah rekor seminggu paling bersalju dalam sejarah kota. Pada Senin, ketinggiannya melampaui 79,2 cm sejak Januari 1996.

Badai berimbas pada penundaan parade perayaan kemenangan New England Patriots dalam Liga Football Nasional. Salju juga membatalkan 2.900 pernerbangan di Bandara internasional O'Hare Chicago, Bandar Udara Internasional Newark Liberty, Boston dan New York LaGuardia Airport.

Dinas Cuaca Nasional (NWS) memperingat warga di Massachusetts, Vermont, New Hampshire, Maine, Rhode Island dan Connecticut utara untuk lebih waspada. Badai kemungkinan akan membawa salju hingga 30 cm lagi.

Cuaca akan sangat dingin dengan angin kencang membahayakan pada beberapa hari kedepan. ''Pahitnya cuaca dingin akan menetap dari wilayah bagian atas pertengahan barat hingga New England,'' kata NWS, seperti dikutip dari Reuters.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement