REPUBLIKA.CO.ID,BETHLEHEM -- Menteri Luar Negeri Israel, Avigdor Lieberman, pada Ahad (1/2) menyatakan perang melawan Hizbullah dan Hamas adalah suatu hal yang tidak terelakan di masa depan.
Dalam sebuah wawancara Ynet News, seperti dilansir NewsWeek, Lieberman menuduh Hamas pura-pura putus asa untuk membangun kembali kemampuan mereka dan melakukan serangan terhadap Israel. "Sebuah operasi keempat di Jalur Gaza tidak bisa dihindari, seperti perang Lebanon ketiga tidak bisa dihindari," katanya.
"Jangan biarkan mereka menceritakan kisah-kisah tentang bagaimana Hamas mengemis dan mereka berlutut. Kami melihat 10 roket ditembakkan di laut pekan lalu," sambungnya.
Ia juga mengatakan kelompok Hizbullah saat ini jauh lebih berani dan provokatif daripada sebelumnya. Ia mengatakan, tewasnya dua tentara Israel oleh Hizbullah dalam serangan beberapa hari lalu adalah pukulan serius.
Hizbullah melakukan serangan lantaran sebelumnya Israel menghantam mereka lebih dahulu. Enam orang pasukannya dan seorang jenderal Iran di Suriah selatan tewas akibat serangan pada 18 Januari itu.
Presiden konsultasi risiko geopolitik Levantine Group yang berbasis di Tel Aviv, Daniel Nisman, mengatakan kondisi saat sekarang membuat perang di kedua daerah tersebut lebih mungkin terjadi. Ia berpendapat, klaim Lieberman tentang kelompok Hizbullah yang lebih berani dalam tindakan mereka terhadap Israel juga benar.
Namun, wakil presiden Levantine Group, Ron Gilran, yakin bahwa pernyataan percaya bahwa Lieberman membuat pernyataan itu disampaikan Lieberman sebagai mengambil hati para pemilihnya menjelang Pemilu yang akan dihelat.
"Waktunya terkait dengan pemilu, setiap kampanye ia memilih untuk membawa sesuatu yang berbeda," ujar Gilran.
"Kali ini dia memilih untuk menempatkan pandangan yang lebih pragmatis nya di depan karena pandangan bahwa kelonggaran dengan sayap kanan hampir habis seluruhnya."