REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Thailand memiliki tingkat pengangguran paling rendah di dunia, Selasa (3/2). Jumlahnya hanya 0,56 persen dari total populasi menurut data pemerintah Thailand pada akhir 2014.
Fenomena ini bukan terjadi baru-baru ini. Angka pengangguran Thailand telah bertengger mendominasi di bawah satu persen sejak 2011 lalu. Rekor tertinggi pada Januari 2001 yaitu sebesar 5,73 persen ketika Dinas Statistik Nasional mulai merilis datanya per bulan.
Bagaimana ini bisa terjadi?
Juru bicara Bank Thailand, Chirathep Senivongs Na Ayudhya mengatakan angka pengangguran rendah bukan karena perbedaan definisi dengan negara lain. ''Tapi karena masalah struktural,'' kata dia, dikutip Bloomberg.
Menurutnya, sektor pertanian Thailand yang menjadi tulang punggung ekonomi telah banyak menyerap tenaga kerja. Sektor pertanian menyerap tenaga kerja paling banyak yaitu sekitar 40 persen dari populasi terikat dalam kerja pertanian.
Mereka yang tak bisa menemukan pekerjaan akan mencarinya di bidang informal, paruh waktu atau memilih berbisnis sendiri. Menurut Chirathep tak ada alasan untuk bertahan menganggur karena tak ada jaminan kehidupan.
Jika seorang pekerja bank kehilangan pekerjaan, maka ia akan membantu di ladang pertanian milik saudaranya daripada menganggur.
Selain itu, angka kelahiran bayi terhitung rendah di Thailand. Populasi usia 60 tahun ke atas meningkat 15 persen tahun lalu dari tujuh persen pada 1994.
Di Thailand, jumlah pekerja migran mencapai tiga juta orang. Mereka berasal dari Kamboja, Laos dan Myanmar. Meski demikian, mereka tidak terdokumentasi karena faktor bahasa dan tidak berpengalaman.
Sektor informal di ekonomi Thailand akan menerima pekerja formal yang dikeluarkan. Jumlah sektor tersebut mencapai 64 persen dari ladang kerja pada 2013. Pekerjaan ini misalnya supir taksi, ojek, wirausahawan atau operator dalam area abu-abu ekonomi. Di Thailand, mereka dihitung sebagai orang bekerja.