REPUBLIKA.CO.ID,PYONGYANG -- Komisi Pertahanan Nasional Korea Utara mengancam akan melakukan serangan nuklir dan siber ke Amerika Serikat. Komisi mengatakan meski dengan bentuk yang 'kecil', namun nuklir Korut mampu menembak dengan tepat di tanah, laut, air, udara.
Kemarahan Komisi Pertahanan Korut datang setelah kementerian luar negeri menyatakan pada Ahad (1/2), bahwa Washington telah menolak undangan Korut yang ditujukan untuk utusan nuklir AS di Korut. AS bersedia melakukan pembicaraan bilateral, namun tidak ingin pembicaraan dilakukan di Pyongyang.
Perwakilan khusus AS untuk kebijakan Korut, Sung Kim mengatakan di Beijing, ia mengaku terbuka untuk pembicaraaan dengan Korut. Kemarahan lain juga datang setelah Presiden Barack Obama mengungkapkan perihal penetrasi internet.
Dalam sebuah wawancara pada 22 Januari, internet mau tak mau akan menembus bahkan ke negara paling tertutup sekalipun, seperti Korut. Internet menurutnya juga membawa perubahan.
"Seiring waktu, Anda akan melihat rezim seperti ini runtuh," kata Obama.
Namun seperti dilansir VOA News, Selasa (3/2), komentar seperti yang dikeluarkan Korut umum terjadi menjelang latihan bersama AS-Korea Selatan. Pyongyang selama ini memandang latihan sebagai persiapan untuk melakukan penyerangan. Pyongyang menawarkan akan menghentikan uji coba nuklir, jika Washington menghentikan latihan.
Pada 2009, Korut juga telah meninggalkan meja perundingan enam negara yang bertujuan meyakinkan Pyongyang menghentikan program nuklirnya. Sementara perundingan telah dilakukan sejak Korut melakukan sejumlah tes nuklir dan rudal.
Pejabat Departemen Luar Negeri mengatakan, tak ada rencana melakukan pembicaraan dan mengulangi desakan AS dalam waktu dekat. Menurut mereka setiap peningkatan hubungan tergantung apakah Korut bersedia menghantikan program nuklirnya.
Sedangkan Korea Selatan, yang secara teknis masih dalam kondisi perang dengan Korut, mengatakan pihaknya akan terus membangun kepercayaan antara Selatan dan Utara. Juru bicara Kementerian Unifikasi Lim Byeong-cheol mengatakan, Korsel akan terus mengupayakan dialog dan kerjasama. n Gita Amanda