Kamis 05 Feb 2015 08:01 WIB

Gantung Dua Simpatisan ISIS, Yordania Deklarasikan Perang

Red: Ilham
Militer Yordania
Foto: [ist]
Militer Yordania

REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Raja Abdullah II dari Yordania mengatakan, reaksi Yordania atas dibunuhnya pilot berkebangsaan Jordania oleh kelompok  Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) akan keras, demikian laporan kantor berita resmi negeri itu, Petra pada Rabu (4/2).

Dalam satu pertemuan dengan perwira senior Angkatan Bersenjata Yordania, Raja Abdullah mengatakan organisasi fanatik ISIS bukan hanya memerangi Jordania, tapi juga Islam dan nilai-nilai luhurnya. Ia menegaskan bahwa Jordania terlibat perang tersebut untuk melindungi Islam dan nilai luhurnya.

Pada Rabu pagi, Majelis Rendah Yordania mengutuk pembunuhan itu sebagai kejahatan kejam pelaku teror. Mereka yakin militer Jordania dapat membalas kematian pilot berkebangsaan Yordania itu.

Pada Rabu saat fajar, Yordania menggantung dua tahanan berkebangsaan Irak yang berafiliasi pada ISIS, setelah kelompok garis keras tersebut membakar hidup-hidup pilot Yordania tersebut. Salah seorang tahanan itu, Sajida Ar-Rishawi, seorang perempuan Irak yang gagal meledakkan sabuk peledak yang dikenakannya di Amman, Ibu Kota Jordania, pada 2005. Ar-Rishawi, yang memiliki hubungan erat dengan pendiri ISIS-Abu Musab Az-Zarqawi, berada di dalam daftar terpidana mati.

Tahanan kedua yang digantung hingga tewas adalah Ziad Karbuli, warga negara Irak yang dekat dengan ISIS dan terpidana aksi teror pada 2007. Pelaksanaan eksekusi mati dilakukan setelah satu rekaman video disiarkan oleh ISIS. Di dalam rekaman video tersebut, pilot Jordania itu -yang ditangkap oleh ISIS setelah jet tempurnya jatuh di Raqqah di Suriah- dibakar hidup-hidup di dalam satu kurungan logam.

Partai politik Yordania telah mengutuk pembunuhan pilot tersebut, dan memuji dia sebagai "syahid dan pahlawan", demikian laporan Xinhua. Beberapa pegiat juga sudah merencanakan demonstrasi pada Jumat (6/2) guna menentang dibunuhnya pilot itu.

Di dalam rekaman video yang disiarkan pada 24 Januari, ISIS menuntut pembebasan Ar-Rishawi. Mereka mengatakan akan membunuh pilot Jordania tersebut serta seorang lagi sandera yang berkebangsaan Jepang, Kenji Goto jika Ar-Rishawi tak dibebaskan.

Jordania kemudian menuntut bukti bahwa pilotnya masih hidup, tapi ISIS tidak memberikan bukti apa pun. Pada Ahad (1/2), ISIS menyiarkan video yang memperlihatkan Goto dipenggal.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement