Kamis 05 Feb 2015 15:09 WIB

Peneliti Adelaide Kembangkan Antibiotik Baru untuk Atasi Bakteri Tahan Obat

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, ADELAIDE -- Para peneliti di Adelaide selangkah lebih maju untuk mengembangkan antibiotik yang bisa digunakan untuk mengobati bakteri tahan obat seperti ‘golden staph’. Bakteri dimaksud  biasanya ditemukan di saluran pernafasan atau kulit manusia.

Penemuan senyawa baru yang tak disengaja membuat para peneliti mengembangkan antibiotik baru.

Dr Ramiz Boulos dari Flinders University mengatakan, hal tersebut adalah perkembangan yang menarik, tak hanya bagi para peneliti lokal, tapi juga bagi seluruh peneliti di "bidang kimia."

"Senyawa ini belum pernah ditemukan sebelumnya. Beberapa molekul yang aktual tergolong baru dalam bidang kimia sendiri," kata Dr Ramiz.

Pengujian awal dari obat ini dilakukan pada cacing dan terbukti efektif melawan infeksi. Hingga saat ini, antibiotik terbukti tidak ampuh dalam melawan bakteri ‘golden staph’, yang dapat menyerang saluran infus, kateter dan luka pasca operasi.

"Meskipun cacing terlihat sangat berbeda dengan rata-rata manusia, ada kesamaan yang signifikan dalam hal genom dari dua organisme ini, yang sering dipandang sebagai model yang baik untuk mempelajari infeksi," kemuka Dr Ramiz baru-baru ini.

Ia menyambung, "Dan fakta bahwa kami memang melihat efek terapis dan efek yang sangat positif pada sampel cacing, memberi kami banyak keyakinan bahwa ke depanya, kami akan mampu mengaplikasikan ini pada manusia."

Dr Ramiz menyebut, ada "sedikit keberuntungan" yang terlibat dalam penemuan obat baru ini. Ia mengatakan, itu adalah proses integratif yang akhirnya membuat para peneliti menemukan antibiotilk kelas baru. "Dalam aspek tertentu, ini telah menjadi penemuan yang menarik, tapi ada juga faktor keberuntungan yang terlibat," ujar Dr. Ramiz.

Ia menguraikan, "Apa yang awalnya saya lakukan adalah merancang sejumlah molekul yang kemudian diuji dengan protein untuk molekul tertentu, yang lantas menunjukkan keterikatan yang benar-benar baik, dan selanjutnya dimodifikasi dan digunakan dalam pemodelan komputer.”

Bakteri ‘golden staph’ menciptakan masalah besar bagi rumah sakit, tak hanya di negara berkembang, tapi juga di negara-negara maju.

Dr Ramiz mengatakan, bakteri itu tampaknya muncul di rumah sakit atau dalam situasi di mana antibiotik digunakan lebih sering. "Jadi, keberadaan antibiotik dalam lingkungan mereka, memperburuk mekanisme evolusi ketahanan mereka, kira-kira begitu," tuturnya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement