REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - ISIS merekam kematian pilot Yordania Moaz Al Kasasbeh tewas dengan cara dibakar hidup-hidup dalam video berdurasi 22 menit. Tak seperti media pada umumnya, Fox News mengambil langkah kontroversial dengan menayangkan video tersebut utuh dalam laman resminya.
"Kami merasa anda perlu melihat ini," terang salah satu pembawa acara Fox News, Bret Baier, pada Selasa malam.
Setelah berkata seperti itu, Fox News kemudian menampilkan gambar-gambar grafis terkait eksekusi mati Moaz yang dibakar oleh ISIS. Baier beralasan hal tersebut perlu ditunjukkan untuk memahami ekstrimisme ISIS sepenuhnya.
Tak berehenti di situ, Fox kemudian mengunggah video sadis berdurasi 22 menit itu di laman resminya tanpa sensor. Video tersebut diunggah dengan peringatan bertuliskan "WARNING, EXTREMELY GRAPHIC VIDEO: ISIS burns hostage alive".
Para eksekutif Fox News menyatakan penayangan video tersebut merupakan bentuk pengabdian mereka sebagai jurnalis. Akan tetapi, banyak pihak yang merasa terkejut dan ngeri dengan keputusan Fox News yang menayangkan video detik-detik terakhir hidup Moaz tersebut.
Pimpinan-pimpinan di hampir seluruh media memilih untuk tidak menayangkan video kejam tersebut. BBC merupakan salah satu media yang tidak akan menampilkan video ISIS tersebut dan juga tidak akan memuat dan membagikan link menuju video tersebut dalam platform medianya. Banyak pihak pula yang geram atas keputusan Fox News tersebut dan menilai media tersebut mengeksploitasi video pembunuhan Moaz.
"Saya cukup terkejut mengetahui bahwa Fox mau menampilkan video tersebut. Saya pikir kita tidak harus menunjukkan setiap detail yang mengerikan," ujar William Quandt dari Universitas Virginia yang juga mengabdi untuk Dewan Keamanan Nasional.
Terkait hal ini, Fox News menyatakan bahwa pihaknya telah mempertimbangkan penayangan video tersebut dengan hati-hati. Berdasarkan pertimbangan tersebut, para pengakses FoxNews.com memiliki pilihan untuk melihat sendiri kekejaman ISIS atau tidak.
"Pengguna online dapa memilih untuk melihat konten mengerikan itu atau tidak," terang Editor Eksekutif Fox News, John Moody seperti dilansir BBC.