REPUBLIKA.CO.ID, NABLUS -- Tiga petugas keamanan Palestina terluka dalam bentrokan bersenjata pada Kamis (5/1) pagi waktu setempat antara petugas keamanan Palestina dengan orang-orang bersenjata di kamp pengungsi Balata, timur Nablus di Tepi Barat utara.
Sumber keamanan menyatakan, petugas keamanan diserang saat mereka memasuki kamp, yang merupakan terbesar di Tepi Barat, dalam upaya untuk menangkap sejumlah buronan, seperti dilansir Maan News, Kamis (5/1).
Keamanan Palestina menggambarkan orang-orang bersenjata yang menembaki para petugas keamanan sebagai "penjahat." Warga di kamp mengatakan beberapa kendaraan rusak akibat baku tembak.
Mereka mengatakan bahwa orang-orang bersenjata dari Balata benar-benar menutup jalan utama dekat kamp untuk lalu lintas.
Sekolah juga ditutup.Gubernur Nablus, Akram Rajoub, mengadakan pertemuan di kantornya dengan perwakilan faksi Palestina, serikat buruh, klub olahraga dan pejabat untuk membahas situasi di Distrik Nablus.
Dia menunjukkan bahwa operasi keamanan itu untuk mencari para pengedar narkoba dan orang-orang bersenjata yang menyerang organisasi Palestina dan individu.
Keputusan untuk melakukan kampanye keamanan intensif datang untuk membawa buronan dan penjahat ke pengadilan. "Kami tidak akan membiarkan siapa pun mengganggu masyarakat melalui aksi premanisme, karena tidak dapat diterima lagi untuk meruntuhkan martabat rakyat kita," katanya.
Dia menegaskan bahwa kegiatan keamanan yang intensif akan terus dilakukan secara diam-diam tanpa menimbulkan dampak negatif kehidupan masyarakat.