Jumat 06 Feb 2015 21:46 WIB

Kursi PM Abbott Digoyang

Rep: C84/ Red: Yudha Manggala P Putra
Perdana Menteri Australia, Tony Abbott.
Foto: AP
Perdana Menteri Australia, Tony Abbott.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Kursi kepemimpinan Tony Abbott sebagai Perdana Menteri Australia terus digoyang. Guncangan yang ia hadapi tak hanya datang dari lawan politiknya, Partai Buruh, namun juga dari kelompoknya sendiri di Partai Liberal.

Tidak main-main, Parlemen Australia dikabarkan akan melakukan pemungutan suara untuk melengserkan dirinya. Sejumlah petinggi negara dari Partai Liberal pengusung Abbott mengelar rapat untuk kali pertama pada 2015.

Pertemuan para petinggi Partai Liberal pekan depan sendiri merupakan agenda tahunan, dan pembicaraan mosi untuk pemungutan suara dalam salah satu tema yang akan dibahas semakin memperkuat kabar tentang penggulingan Abbot.

Seorang anggota parlemen yang juga berasal dari Partai Liberal Luke Simpkins pada Jumat (6/2) mengatakan secara resmi mengajukan mosi untuk digelarnya pemungutan suara dalam rapat partai yang digelar pada Selasa (10/2). Mosi ini ia sampaikan langsung kepada  tokoh senior Partai Liberal Phillip Ruddock.

Ruddock sendiri mengonfirmasi bahwa ia sudah menerima mosi tersebut dan menyatakan bahwa surat suara akan diajukan pada pertemuan Selasa mendatang.

Mosi voting untuk menggulingkan Abbott juga didukung oleh anggota parlemen Partai Liberal lainnya yaitu Dennis Jensen, yang juga berasal dari daerah pemilihan Australia Barat.

Melansir ABC, para anggota parlemen mengaku telah memberitahu langsung kepada Abbott melalui sambungan telepon perihal hal ini.

Meski mendapat hantaman dari kiri dan kanan, bukan berarti Abbott tak punya dukungan.  Seorang parlemen Partai Liberal Andrew Nikolic dengan tegas mengecam apa yang dilakukan Luke Simpkins.

Menurutnya, penggulingan Abbott hanya akan mengulang kesalahan sama yang pernah terjadi pada 2013 lalu dimana PM Australia saat itu Kevin Rudd digantikan oleh Julia Gillard setelah Partai Buruh yang berkuasa ketika itu melakukan voting kepemimpinan secara internal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement