REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Tak lama setelah tersiarnya kabar Pilot Yordania, Muath Al-Kasaesbeh, dibakar hidup-hidup oleh ISIS, jalan-jalan di Yordania ramai akan massa yang mengutuk tindakan keji tersebut.
Warga yang sebelumnya meminta Raja Yordania Abdullah II untuk mempertimbangkan kembali keterlibatannya dengan pasukan koalisi pimpinan AS tampaknya sudah berubah pikiran dan meminta pemerintahnya membalaskan dendamnya terhadap kelompok tersebut.
Raja Abdullah II sendiri mempersingkat lawatannya ke Amerika Serikat (AS) dan langsung disambut ribuan warganya di bandara utama Yordania.
Pemerintah Yordania pun langsung bergerak cepat dengan mengeksekusi mati dua terpidana, termasuk seorang wanita ISIS, Sajida al-Rishawi, yang terlibat dalam bom pada 2005 lalu di Amman.
Namun, itu saja belum cukup bagi Yordania. Raja Abdullah II dengan tegas menyatakan balasan untuk kematian Muath akan lebih keras.
Meski begitu, kabar tentang Raja Yordania Abdullah II akan mengambil bagian dalam misi tempur dengan memimpin serangan udara terhadap ISIS sendiri dibantah keras oleh negara tersebut.
Juru bicara pemerintah Yordania Mohammed al-Momani menyatakan bahwa rumor itu tidak benar dan tidak berdasar seperti dikutip dari Iraqi News, Jumat (6/2).