Ahad 08 Feb 2015 11:28 WIB

Netanyahu Diminta Batalkan Pidato Soal Iran, Ini Alasannya

Israel's Prime Minister Benjamin Netanyahu attends the weekly cabinet meeting in Jerusalem October 26, 2014.
Foto: Reuters/Abir Sultan/Pool
Israel's Prime Minister Benjamin Netanyahu attends the weekly cabinet meeting in Jerusalem October 26, 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Politisi sayap kanan-tengah Israel, Sabtu (7/2), mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu agar membatalkan rencananya untuk berpidato di Kongres AS mengenai Iran. Pidato itu dinilai membahayakan kepentingan Israel.

Pemimpin oposisi Partai Buruh, Yitzhak Herzog sebagaimana dikutip media setempat mengatakan, pidato yang direncanakan Netanyahu akan merusak hubungan Israel dengan AS dan membahayakan kepentingan keamanan Israel.

"Waktunya sudah tiba ketika Bibi (nama panggilan Netanyahu) harus mengumumkan pembatalan pidatonya di Kongres (AS)," kata Yotzhak Herzog dalam Konferensi Keamanan Nasional di Jerman, sebagaimana diberitakan Xinhua di Jakarta, Ahad (8/2).

Ia mengatakan pidato yang direncanakan itu, yang akan mewakili pendekatan garis keras terhadap Iran --yang memiliki nuklir-- di tengah upaya yang berlangsung oleh negara besar dunia dan Iran untuk mencapai kesepakatan akhir mengenai program nuklirnya, akan meningkatkan pertentangan di kalangan pejabat Eropa dan AS.

"Dalam percakapan yang telah saya lakukan dengan banyak pemimpin AS dan Eropa, sudah jelas bahwa ada bahaya sangat besar bahwa Netanyahu bisa mengalihkan pembahasan mengenai program nuklir Iran bagi keuntungan politik, dan mengubahnya menjadi benturan dengan Presiden Amerika Serikat," kata Herzog.

Herzog bukan satu-satunya politikus dari kubu sayap kanan-tengah Israel yang telah menyampaikan kritikan terhadap keinginan Netanyahu untuk berbicara dalam pertemuan gabungan Kongres AS pada 3 Maret, cuma dua pekan sebelum pemilihan anggota parlemen Israel.

Mantan menteri kehakiman Tzipi Livni mengatakan dalam satu acara di Tel Aviv pada Sabtu pagi bahwa rencana Netanyahu untuk berbicara di Kongres AS memperlihatkan ia "memikirkan kepentingan pribadinya ketimbang kepentingan negara Israel".

Ketua partai tengah Yesh Atid, Yair Lapid, mengatakan Netanyahu "bergerak menuju kerusakan besar dalam urusan strategis Israel dengan AS, sebagai bagian dari aksi politik yang bertujuan meraih lebih banyak suara dalam pemilihan umum mendatang".

Netanyahu diundang untuk berbicara di hadapan anggota Kongres AS mengenai Iran oleh pemimpin kubu Mayoritas AS --Partai Republik-- John Boehner. Undangan itu dan penerimaannya oleh Netanyahu mengundang penentangan di kalangan pejabat Gedung Putih.

Netanyahu diperkirakan berbicara untuk mendukung usul mengenai rancangan peraturan yang menyerukan pemberlakuan sanksi lebih lanjut atas Iran, kendati perundingan sedang berlangsung. Presiden Barack Obama telah menyampaikan keberatan terhadap rancangan itu dan mengumumkan ia akan memvetonya jika disahkan.

Netanyahu, yang bersikap keras terhadap Iran, telah berulangkali memperingatkan Iran, yang memiliki nuklir, akan berbahaya buat Israel dan menuntut Iran melepaskan semua kemampuan pengayaan nuklirnya. Sementara itu Iran telah berkeras bahwa program nuklirnya bertujuan damai.

sumber : Antara/Xinhua
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement