Senin 09 Feb 2015 15:31 WIB

AS Tegaskan Serangan Darat Melawan ISIS Segera Dimulai

John Kerry
Foto: Reuters/Yuri Gripas
John Kerry

REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Tentara Irak akan memulai serangan darat "dalam beberapa pekan ke depan" untuk mengambil alih wilayah yang beberapa bulan belakangan dikuasai kelompok IS/ISIS (Daulah Islam), kata utusan Amerika Serikat, John Allen, dalam wawancara dengan kantor berita Petra pada Ahad.

"Akan ada serangan balik besar dari darat di Irak," kata Allen, yang bertugas sebagai koordinator sekutu perang antarbangsa melawan IS.

"Dalam beberapa pekan mendatang, saat pasukan pemerintah memulai serangan darat untuk mengambil kembali wilayah Irak, sekutu antarbangsa akan membantu dengan kekuatan," kata dia dengan menekankan bahwa Bagdad akan memimpin gerakan tersebut.

Allen juga membantah tuduhan bahwa Washington sengaja menunda pasokan senjata dan pelatihan untuk tentara Irak di garis depan. Kepada Petra, dia mengatakan, "Amerika Serikat telah melakukan upaya maksimal untuk mengirim bantuan secepat mungkin."

Amerika Serikat sendiri sejauh ini menjadi pemain utama dalam perang udara melawan ISIS--yang saat ini menguasai sebagian Irak dan Suriah serta menerapkan hukum Islam dengan kejam di wilayah tersebut.

Sementara itu salah satu anggota koalisi internasional di bawah koordinasi Washington, Yordania, pada Ahad mengumumkan telah melancarkan puluhan serangan udara ke sejumlah target ISIS setelah kelompok tersebut membakar hidup-hidup pilot asal Yordania.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry dengan yakin menyatakan bahwa serangan-serangan udara telah mulai menunjukkan keberhasilan, terutama dalam hal pemotongan aliran dana untuk ISIS.

Menurut keterangan Kerry yang berbicara dalam acara konferensi keamanan di Jerman pada Ahad, setidaknya sudah 2.000 serangan udara yang dilancarkan oleh koalisi internasional sejak Agustus lalu.

Perang melalui udara itu telah berhasil merebut kurang lebih wilayah seluas 700 kilometer persegi atau sekitar "seperlima dari area yang mereka kuasai," kata Kerry.

Diplomat tertinggi Amerika Serikat itu tidak merinci lebih jauh apakah wilayah yang telah direbut kembali itu berada di Suriah atau di Irak.

Namun dia menambahkan bahwa sekutu "mengurangi kemampuan ISIS dalam menggunakan 200 sarana gas dan minyak, mengganggu struktur komando mereka, serta mempersempit pendanaan dan memecah belah personil".

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement