REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Helen Chan, seorang pensiunan koki yang dulunya menjalankan sebuah restoran di barat Sydney, bepergian ke Bali tiap beberapa tahun sekali untuk mengunjungi anaknya di penjara Kerobokan.
Ini diyakini menjadi yang pertama kalinya bagi Helen untuk berbicara kepada media tentang penderitaannya sebagai seorang ibu. "Setiap hari ia (Andrew Chan-red) berjalan di lembah kematian. Masa depannya tak diketahui," ratap ibu Andrew Chan ini usai menemui Komnas HAM, Senin (9/2).
Meski demikian, Helen mengatakan, ia bangga dengan cara anaknya telah menjalani sisa hidupnya. "Ia bersedia untuk menghadapinya, ia tak mengabaikan kesalahannya. Inilah yang membuat saya bangga. Saya merasa bahwa ia sangat rendah hati - menghadapi kematian setiap hari, tapi tak menangis atau bersikap dramatis,” ungkapnya.
Ia menyambung, "Oleh karena itu, saat ini ketika saya melihatnya, meskipun saya sedih, saya merasakan kedamaian batin."
Berulang kali digambarkan sebagai "pribadi yang telah berubah", Chan dan Sukumaran telah menerima pujian atas pekerjaan rehabilitasi yang mereka lakukan di penjara.
Namun penilaian karakter belum cukup untuk mengubah sikap Presiden Jokowi atas para penyelundup narkoba.
Pengacara duo Chan-Sukumaran meluncurkan langkah banding administratif atas eksekusi keduanya, yang digambarkan sebagai ‘kesempatan terakhir’.
Mereka mengakui, bagaimanapun juga, waktu keduanya sudah hampir habis.