Selasa 10 Feb 2015 05:03 WIB

PBB: Semua Parpol Yaman Sepakat Hadiri Dialog

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Karta Raharja Ucu
Kelompok Syiah Al-Houthi yang menguasai Yaman.
Foto: Reuters
Kelompok Syiah Al-Houthi yang menguasai Yaman.

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dikirim ke Yaman, Jamal Benomar mengatakan, semua partai politik di Yaman akan menghadiri dialog nasional, Senin (9/2) waktu setempat.

Jamal Benomar mengatakan, dialog nasional untuk menyelesaikan krisis di negara itu akan dilanjutkan pada Senin, atau tiga hari setelah pemberontak Syiah Houthi mengambil alih kekuasaan. Ia mengatakan, semua faksi maupun politik di negara itu, termasuk Houthi akan ikut berpartisipasi.

"Setelah konsultasi dengan semua pihak politik dan kontak langsung dengan Abdel-Malik al-Houthi, saya senang untuk memberitahu Anda bahwa semua pihak telah sepakat untuk melanjutkan perundingan yang bertujuan mencapai solusi politik untuk krisis saat ini," kata Benomar di halaman Facebooknya seperti dikutip dari laman Al Jazeera, Selasa (10/2).

Pemberontak Houthi membubarkan parlemen, Jumat (6/2) dan menciptakan sebuah ‘dewan presiden’ yang dirancang untuk mengisi kekosongan kekuasaan setelah Presiden Yaman, Abd-Rabbu Mansour Hadi dan Perdana Menteri Yaman Khalid Bahah mengundurkan diri bulan lalu. Houthi berencana akan membentuk sebuah dewan nasional berisi 551 anggota untuk menggantikan legislatif negara.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon mengatakan, situasi di Yaman terus memburuk. Ia sebelumnya juga menyerukan supaya Hadi dikembalikan sebagai presiden.

Ketua Liga Arab Nabil el-Araby menyebut langkah Houthi sebagai kudeta terhadap legitimasi konstitusional untuk memaksakan kehendak kelompok di bawah todongan senjata.

Atmosfer ketegangan tetap tinggi di wilayah selatan dan tenggara Yaman, pihak berwenang mengatakan mereka tidak mengakui kekuasaan Houthi. Pemerintah wilayah itu juga menolak deklarasi konstitusional yang diucapkan Houthi.

Di provinsi timur Maarib, Deputi Gubernur Yaman Abdelwahid Namran mengatakan bahwa suku Sunni membahas cara menghadapi setiap perkembangan. Pengambilihan kekuasaan yang dilakukan Houthi juga memicu sentimen separatis di selatan, menimbulkan kekhawatiran terulangnya perang saudara 1994.

sumber : AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement