Selasa 10 Feb 2015 12:35 WIB

Harga BBM di Australia akan Terus Mengalami Kenaikan

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Harga bahan bakar minyak (BBM) di Australia sekarang kembali naik dan menurut pengamat ekonomi, harga bensin murah yang disebut 'cheap petrol' tidak akan terjadi lagi seiring dengan naiknya harga minyak dunia.

Minggu ini harga BBM naik untuk pertama kalinya dalam 10 minggu terakhir.

Institut Petroleum Australia mengatakan harga bensin secara nasional naik empat sen minggu lalu menjadi sekitar 112,6 sen (sekitar Rp 11 ribu). Namun di berbagai SPBU di seluruh Australia, harga bensin bisa berbeda-beda dengan beberapa SPBU menaikkan harga bensin 20 sen (sekitar Rp 2 ribu) dari minggu sebelumnya. Sebelumnya, harga bensin di Australia berada di titik terendah selama enam tahun terakhir.

Ekonom Commsec Savanth Sebastian  mengatakan kenaikan BBM ini disebabkan karena naiknya harga minyak dunia, dan juga kembalinya pemberian diskon oleh beberapa supermarket besar.

"Diskon tidak terjadi selama bulan Desember dan Januari karena harga minyak dunia memang rendah," kata Sebastian baru-baru ini.

"Sekarang pemberian diskon berlaku lagi, jadi harga dinaikkan sebelum kemudian supermarket memberi diskon."

Harga Bensin Rata-Rata Seminggu Terakhir

  • Sydney 110.6 (naik 8.9 sen)
  • Melbourne 107.2 (naik 4.6 sen)
  • Brisbane 110.6 (naik 7.5 sen)
  • Adelaide 109.2 (naik 9.3 sen)
  • Perth 112.1 (naik 1.8 sen)
  • Darwin 128.4 (turun 0.7 sen)
  • Canberra 117.3 (turun 0.3 sen)
  • Hobart 123.0 (turun 0.4 sen)

Menurut Sebastian, harga bensin di Singapura yang menjadi patukan bagi harga di Australia naik menjadi  $US9,25 atau naik 15,8 persen  menjadi  $US 67,95 per barel minggu lalu.

Dalam tiga minggu terakhir, kenaikan yang terjadi mencapai 25 persen.

Sebastian mengatakan ini akan menyebabkan kenaikan lagi dalam beberapa minggu mendatang. "Ini akan berdampak terhadap harga BBM di dalam Australia, dan dengan nilai dolar Australia terus menurun, maka harga bensin akan merambat naik, tidak melonjak tajam tapi tetap naik perlahan," kata Sebastian.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement