REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Dalam pertemuan bilateral Presiden Joko Widodo dengan Presiden Filipina Benigno S Aquino III, kedua kepala negara bertekad memperkuat kerja sama bilateral di berbagai bidang.
Di bidang kerja sama ekonomi, kedua pemimpin menegaskan kembali komitmen mencapai target peningkatan dua kali lipat perdagangan Indonesia–Filipina pada 2016.
Kedua kepala negara sepakat segera memulai perundingan penetapan batas landas kontinen Indonesia-Filipina. Indonesia–Filipina telah menyelesaikan batas zona ekonomi eksklusif (ZEE) kedua negara. Selain itu untuk menyesuaikan dengan tantangan yang dihadapi di perbatasan saat ini, juga disepakati peninjauan kembali Perjanjian Lintas Batas dan Perjanjian Patroli Perbatasan RI-Filipina tahun 1975.
Dalam siaran pers yang diterima /Republika//, Selasa, (10/2), di bidang kerja sama keamanan dan industri pertahanan, Presiden Jokowi menyambut baik rencana Filipina membeli dua pesawat N212i dari PT Dirgantara Indonesia dan dua kapal Landing Platform Dock dari PT PAL. Kedua Presiden juga sepakat meningkatkan kerja sama maritim di bidang penanggulangan dan pencegahan IUU Fishing.
Untuk meningkatkan konektivitas, Jokowi dan Aquino III setuju membuka rute-rute penerbangan baru dan operasionalisasi kapal kontainer. Terkait hal itu, kedua presiden menyambut baik rencana pembukaan jalur penerbangan Garuda, Jakarta-Manila-Jakarta, yang akan dimulai Mei 2015.
Presiden juga menyampaikan undangan kepada Aquino III untuk menghadiri KTT Asia Afrika (KAA) dan peringatan 60 tahun yang akan dilaksanakan 22-24 April 2015 di Jakarta dan Bandung. Jokowi juga menyampaikan rasa solidaritas dan simpati bagi keluarga korban insiden baku tembak yang terjadi di Filipina Selatan beberapa waktu lalu.
Jokowi dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo melakukan kunjungan kenegaraan ke Manila, Filipina, pada 8-9 Februari. Kunjungan tersebut merupakan bagian akhir dari rangkaian kunjungan kenegaraan presiden ke beberapa negara ASEAN, termasuk Malaysia dan Brunei Darussalam.