Selasa 10 Feb 2015 18:47 WIB

Indonesia Dukung Konsensus Internasional Peningkatan Standar Keselamatan Nuklir

Fusi Nuklir (ilustrasi)
Foto: VOA
Fusi Nuklir (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Delegasi Indonesia menegaskan dukungan bagi tercapainya konsensus internasional untuk peningkatan standar keselamatan tertinggi pembangkit listrik tenaga nuklir dunia.

 

Dalam siaran pers Kementerian Luar Negeri, Selasa (10/2), pernyataan tersebut disampaikan Wakil Kepala Perwakilan RI di Wina Febrian Ruddyard dalam Diplomatic Conference to Consider a proposal to amend the Convention on Nuclear Safety (CNS) yang diselenggarakan di Wina, Austria pada 9 Februari 2015.

Dalam hal ini, Indonesia mendukung Vienna Declaration on Nuclear Safety yang telah disepakati secara konsensus oleh 77 negara anggota CNS, sebagai hasil utama dari Konferensi Diplomatik tersebut.

Elemen penting penguatan standar keselamatan nuklir global dalam Deklarasi Wina antara lain menyangkut disain, tapak dan operasi pembangkit listrik tenaga nuklir. Menurut Deklarasi Wina, PLTN masa depan harus didesain untuk mencegah terjadinya kecelakaan.

Desain PLTN harus dapat mencegah terjadinya kontaminasi zat radioaktif terhadap lingkungan. Prinsip penguatan keselamatan ini juga berlaku surut sehingga negara-negara yang saat ini sudah mengoperasikan PLTN  diminta melakukan "retrofitting" terhadap PLTN yang sudah ada untuk mencegah terjadinya kecelakaan seperti  PLTN Fukushima di Jepang.

Dalam tataran teknis Indonesia juga terus melakukan langkah-langkah membangun infrastruktur keselamatan nuklir, baik fisik maupun infrastruktur nonfisik seperti perangkat regulasi agar pengembangan dan pemanfaatan energi nuklir  dapat dilakukan secara aman dan handal.

Konferensi Diplomatik kali ini diselenggarakan sebagai salah satu upaya masyarakat internasional meningkatkan standar internasional keselamatan pembangkit listrik tenaga nuklir pasca insiden Fukushima Daiichi 2011. Konferensi Diplomatik ini diharapkan menjadi momentum peningkatan keselamatan nuklir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement