Rabu 11 Feb 2015 22:49 WIB

Kesenjangan yang Dialami Warga Aborigin Masih Memprihatinkan

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Kesenjangan antara warga Aborigin dan warga Australia lainnya masih memprihatinkan. Salah satunya terkait kemampuan baca-tulis dan tingkat pengangguran.

Warren Mundine, Penasihat Urusan Pribumi untuk Perdana Menteri Tony Abbott mengemukakan, upaya pemerintah Australia menutup kesenjangan ini mengalami kegagalan dalam beberapa indikator.

"Bahkan untuk sejumlah indikator terjadi kemunduran," kata Mundine kepada ABC, Rabu (11/2) terkait peringatan insiatif Closing the Gap yang diluncurkan pemerintah.

Untuk indikator tingkat harapan hidup, menurut Mundirne, hanya terjadi sedikit perbaikan tahun lalu. Yang memprihatinkan, sama sekali tidak ada progres untuk mengurangi kesenjangan dalam kemampuan baca-tulis bagi anak usia sekolah di kalangan aborigin.

Dalam pidato di parlemen, PM Abbott mengakui, laporan progres Closing the Gap tahun ini menunjukkan warga aborigin hidup lebih sehat namun mengalami kesulitan isu lapangan kerja dan pendidikan.

PM Abbott berjanji untuk bekerja lebih keras lagi agar bisa membawa anak-anak aborigin ke sekolah.

"Dalam tempo 15 atau 20 tahun mendatang, semoga kesenjangan ini bisa ditutup," katanya baru-baru ini.

Pemimpin Oposisi Bill Shorten dalam kesempatan yang sama menyatakan pemerintah seharusnya memulihkan anggaran bagi pelayanan aborigin yang sebelumnya dipotong dalam APBN.

Salah seorang pemimpinan kampanye Close the Gap Mick Gooda menyatakan pemerintah seharusnya fokus untuk memudahkan akses bagi layanan dasar kesehatan untuk mendeteksi dan mengobati penyakit kronis di kalangan warga Aborigin.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement