Rabu 11 Feb 2015 17:03 WIB

Ukraina Bicarakan Damai di Tengah Perang

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ilham
Pertempuran di Bandara Donetsk, Ukraina.
Foto: Newsweek
Pertempuran di Bandara Donetsk, Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Bentrokan yang masih terjadi di Ukraina Timur memperparah atmosfir upaya pembicaraan damai. Pada Rabu (11/2), Militer Ukraina mengatakan 19 tentara Ukraina tewas dan 78 orang lainnya terluka karena serangan pemberontak di kota Debaltseve.

''Serangan roket dan bentrokan militer, Ukraina kehilangan 19 tentara, diantaranya 17 orang anggota pasukan bersenjata dan dua tentara kementerian dalam negeri,'' kata juru bicara militer, Vladyslav Seleznyov. 

 Serangan roket juga menghantam terminal bus di Donetsk dan menewaskan setidaknya dua orang. Pejabat kota Donetsk mengeluarkan pernyataan bahwa setidaknya tiga orang tewas dalam pertempuran semalaman.  Pemerintah mengatakan serangan diluncurkan dari area pemberontak. Namun separatis menyangkal tuduhan serangan dilakukan oleh mereka.

Presiden AS, Barack Obama memperingatkan Presiden Vladimir Putin bahwa Rusia akan menghadapi masalah yang lebih besar jika terus bertindak agresif di Ukraina. Obama mendesak Putin menggunakan pembicaraan damai untuk mencapai solusi perdamaian.  

Hari ini, Putin bertemu dengan pemimpin Prancis, Jerman dan Ukraina dalam pertemuan di Minsk, Belarus. Pertemuan ini diharapkan dapat mengamankan gencatan senjata, penarikan senjata berat dan menciptakan zona demiliterisasi.

Presiden Ukraina mengunggah pernyataan dalam situsnya bahwa ia telah mengunjungi wilayah perang pada Rabu pagi. Poroshenko tiba di kota Kramatorsk, Debaltseve. ''Kami meminta kedamaian tanpa syarat. Kami menginginkan gencatan senjata, penarikan semua pasukan asing dan penutupan perbatasan,'' kata Poroshenko.  

Prancis dan Jerman telah meminta kedua belah pihak untuk menahan diri agar tidak menggagalkan pembicaraan tersebut. Menteri Luar Negeri Prancis, Laurent Fabius mengatakan akan ada banyak masalah yang dinegosiasikan. ''Tujuan utama pembicaraan adalah sebuah kesepakatan, tapi tidak hanya di atas kertas,'' kata Fabius. 

Kantor berita TASS Rusia melaporkan bahwa kesepakatan gencatan senjata tercapai dalam pembicaraan Minsk. Namun perwakilan yang ikut dalam pembicaraan menyangkal hal tersebut. Perwakilan separatis, Denis Pushilin mengatakan pada kantor berita Rusia, Rossiya24 bahwa terlalu dini untuk membicarakan kesepakatan apa pun. Menurutnya, mereka sedang melakukan rehat. 

Sumber dari pejabat Rusia mengatakan bahwa belum ada rencana untuk menandatangani dokumen kesepakatan dalam menyelesaikan konflik. Topik utama masih upaya membuat zona demiliterisasi.

Dikutip dari BBC, Fakta Angka:

5486 orang orang tewas dan 12.972 terluka di Ukraina timur.

Kematian termasuk 298 orang penumpang pesawat Malaysia Airlines MH17 yang ditembak jatuh pada 17 Juli.

5,2 juta orang diperkirakan hidup di daerah konflik.

978.482 pengungsi, termasuk 119.832 anak-anak.

600 ribu orang melarikan diri ke negara tetangga, di antaranya lebih dari 400 ribu orang pergi ke Rusia.

 

 

 

sumber : Reuters/AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement