Rabu 11 Feb 2015 21:04 WIB

PBB: Palestina-Israel Harus Damai

Rep: c84/ Red: Dwi Murdaningsih
Pemuda Palestina melarikan diri dari militer Israel di Tepi Barat.
Foto: Reuters
Pemuda Palestina melarikan diri dari militer Israel di Tepi Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Wakil Sekretaris Jenderal PBB, Jan Eliasson, pada Selasa (10/2) menyerukan penyelesaian konflik Israel-Palestina dengan segera menyusul ancaman terorisme dan ekstremisme yang melanda Timur Tengah saat ini.

Kata dia, PBB, masyarakat internasional dan semua pemangku kepentingan negara harus menghidupkan kembali negosiasi untuk solusi dua-negara dan mencari jalan keluar atas buntunya perdamaian yang terjadi selama ini. Musim panas lalu, serangan Israel ke Jalur Gaza telah menewaskan sekitar 2.200 warga Palestina dan 72 warga Israel.

"Hari ini, Gaza tetap tempat terpencil di bawah blokade dan dengan banyak penderitaan manusia," ujar Eliasson, seperti dilansir //Xinhua//, Rabu (11/2).

Ia juga mendesak para negara donor untuk memenuhi janji yang dibuat pada Konferensi Kairo Oktober lalu untuk rekonstruksi Gaza.

Menurut laporan PBB baru-baru ini, lebih dari 100.000 rumah hancur, yang mempengaruhi lebih dari 600.000 orang kehilangan tempat tinggal. Banyak orang masih kekurangan akses ke jaringan air kota. Pemadaman hingga 18 jam per hari. Ia juga meminta kedua belah pihak untuk menahan diri dari tindakan yang dapat memperburuk situasi.

"Saya menyesal bahwa banyak pihak yang mengambil langkah-langkah sepihak yang telah memperdalam rasa saling tidak percaya dan menjauhkan mereka dari prospek penyelesaian negosiasi," sambung Eliasson, mengacu pada peningkatan kekerasan di Tepi Barat dengan hasutan mengipasi ketegangan agama di wilayah ini dan sekitarnya .

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement