Kamis 12 Feb 2015 10:45 WIB
Penembakan Muslim Amerika

Pria Bersenjata Tembak Tiga Warga Muslim AS

Penembakan (ilustrasi)
Penembakan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang pria bersenjata yang sering menulis status anti-agama di Facebook pada Rabu (11/2) ditangkap polisi karena membunuh tiga pemuda Muslim di negara bagian North Carolina, Amerika Serikat.

Craig Stephen Hicks (46) yang berasal dari Chapel Hill dituduh melakukan pembunuhan tingkat pertama atas penembakan yang dia lakukan Selasa (10/2) pukul 17.00 waktu setempat sekitar tiga kilometer dari kampus University of North Carolina.

Korbannya sepasang pengantin batu, Deah Shaddy Barakat (23), mahasiswa kedokteran gigi University of North Carolina, dan istrinya Yusor Mohammad (21), serta adik Yusor, Razan Mohammad Abu-Salha (19). Mereka semua terlibat dalam program bantuan kemanusiaan.

Tersangka, yang mengenakan seragam tahanan dan tangannya diborgol, terlihat sebentar pada Rabu sebelum hakim Durham County, yang memerintahkan penahanannya.

 

Polisi menyatakan penyelidikan awal menunjukkan motif pembunuhan tersebut adalah perselisihan soal parkir. Mereka juga mengatakan bahwa Hicks, yang tak punya catatan kejahatan di Chapel Hill,  menyerahkan diri dan bekerja sama dengan petugas.

Para pegiat Muslim meminta pihak berwenang untuk menyelidiki kemungkinan motif lain seperti kebencian agama.

"Kami memahami kekhawatiran soal kemungkinan motivasi kebencian agama dan kami akan menyelidiki semua petunjuk yang mengarah ke sana," kata Kepala Kepolisian Chapel Hill Chris Blue dalam pernyataan yang dikutip kantor berita Reuters.

Istri tersangka, Karen Hicks, mengatakan dalam konferensi pers bahwa suaminya telah lama bertengkar soal parkir dan pembunuhan itu tidak berkaitan dengan agama.

Keluarga Barakat mendesak penyelidikan penembakan itu sebagai kasus kejahatan kebencian dan mengatakan ketiganya ditembak di kepala.

Ayah dua perempuan yang menjadi korban, seorang psikiater bernama Mohammad Abu-Salha, mengatakan kepada koran News & Observer bahwa kejadian itu bukan soal perselisihan tempat parkir, tapi kejahatan karena kebencian.

"Pria ini beberapa kali mengganggu putri saya dan suaminya sebelumnya, dan dia berbicara dengan mereka dengan pistol di ikat pinggang. Dan mereka tidak nyaman dengan dia, tapi mereka tidak menyangka dia bertindak sejauh ini."

"Ini gaya eksekusi, satu peluru di setiap kepala," kata Abu-Salha tentang penembakan itu.

Ripley Rand, jaksa wilayah Middle District of North Carolina, dalam konferensi pers mengatakan kejadian itu terpisah dan bukan merupakan bagian dari kampanye menentang Muslim North Carolina.

Imam Abdullah Antepli, kepala perwakilan urusan Muslim di Duke University, mengatakan penembakan itu belum tentu kejahatan kebencian dan menyeru semua meredakan ketegangan.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement