Kamis 12 Feb 2015 14:15 WIB

Terungkap Rencana Hizbullah Membunuh Mantan PM Israel

Rep: Gita Amanda/ Red: Winda Destiana Putri
Prajurit Hizbullah.
Foto: www.naharnet.com
Prajurit Hizbullah.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Kelompok militan Hizbullah dilaporkan berencana melakukan pembunuhan terhadap mantan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert. Namun rencana tersebut gagal, setelah dibocorkan salah satu pejabat Hizbullah yang bekerja sama dengan Israel.

Seperti dilansir The Guardian, Kamis (12/2), laporan datang dari harian berbahasa Arab Al-Arabi al-Jadeed yang menyatakan kelompok militan berencana melakukan pembunuhan pada Olmert. Hizbullah disebut-sebut akan membalas dendam atas pembunuhan salah satu pemimpin militer senior mereka.

Namun plot pembunuhan berhasil digagalkan, setelah seorang pejabat keamanan Hizbullah bekerja sama dengan Israel dan membocorkan rencana tersebut. Hingga kini tanggal maupun lokasi yang diduga akan dilakukan serangan tak dipublikasikan.

Baik pejabat Israel maupun Hizbullah tak mengomentari laporan tersebut. Namun ada sedikit konfirmasi yang bisa disimpulkan dari laporan terbaru media Israel yang menyatakan, keamanan disekitar Olmert belakangan ditingkatkan.

Haaretz melaporkan, perlindungan keamanan pada Olmert memang telah ditingkatkan sejak tahun lalu. Ini terungkap pada Rabu lalu, Israel khawatir Hizbulah akan menyakiti Olmert sebagai pembalasan atas pembunuhan pemimpinnya.

Olmert yang kini telah pensiun, diduga terlibat dalam pembunuhan Kepala Militer Hizbullah Imad Mughniyeh pada 2008 di Damaskus. Mugniyeh kala itu bertanggung jawab aras serangan terhadap sasaran Amerika dan Israel di Lebanon dan luar negeri, selama lebih dari dua dekade. Sampai munculnya Osama Bin Laden, ia merupakan orang paling dicari di Timur Tengah.

Pada Februari 2008, Mugniyeh sedang berjalan menyusuri jalan di Damaskus ketika sebuah bom yang dipasang di mobil SUV yang tengah diparkir meledak. Insiden tersebut menewaskannya. Menurut laporan terbaru The Washington Post dalam operasi tersebut CIA bertugas memantau di Damaskus, sementara agen Israel Mossad memicu bom dari jarak jauh.

Olmert dianggap bertanggung jawab sebab dimasa pemerintahannya, ia meluncurkan invasi Israel ke Lebanon pada 2006. Gagalnya rencana pembunuhan Olmert tak lepas dari peranan seorang pejabat senior Hizbullah bernama Mohammad Shawraba, yang membocorkan rencana tersebut.

Shawraba kemudian ditangkap beberapa bulan lalu oleh pasukan keamanan internal Hizbullah. Ia mengakui telah bekerja sama dengan Israel. Media Arab mengatakan, Shawraba juga membantu menggagalkan sejumlah serangan terhadap sasaran Israel di Azerbaijan, Turki, Siprus dan Peru.

Menurut laporan harian al-Nashra, Shawraba merupakan pengusaha yang direkrut oleh Mossad. Hizbullah belum mengomentari laporan, namun mengakui telah menangkap Shawraba yang mengaku bekerja sama dengan Israel. Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengakui secara terbuka tiga pekan lalu dalam sebuah wawancara.

Menurut Washington Post, mengutip mantan pejabat AS, CIA dan Mossad yang bersama-sama mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan Mughniyeh. Sementara bulan lalu anak Mughniyeh, Jihad Mughniyeh, juga tewas dalam operasi tingkat tinggi di Suriah yang diduga dilakukan Israel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement