Jumat 13 Feb 2015 14:29 WIB

Digagas, Tram yang Bisa Terobos Lampu Merah di Melbourne

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Moda transportasi umum tram yang menjadi ciri khas Kota Melbourne, Australia, akan merajai jalanan kota itu di masa depan. Hal ini sejalan dengan gagasan untuk membuat tram tidak perlu lagi berhenti jika ada lampu merah seperti selama ini.

Dalam tujuh tahun terakhir, VicRoads badan otoritas jalan raya dan transportasi di negara bagian Victoria, melakukan modelling berbagai skenario kondisi arus lalu-lintas di kota Melbourne.

Menurut Direktur Kebijakan VicRoads Andrew Wall, angkutan umum menjadi fokus bagi perencanaan kota ini ke depan, karena kemampuannya mengangkut lebih banyak orang dalam menunjang mobilitas warga.

"Kami mencoba skenario misalnya apa yang akan terjadi jika kita memberikan prioritas absolut bagi tram misalnya. Artinya, ketika ada lampu merah, tram itu tidak perlu berhenti," jelas Wall kepada ABC.

Dengan pertumbuhan populasi Melbourne yang diprediksi berkisar 8 juta jiwa di tahun 2053, menurut Wall pihaknya harus mencari solusi terbaik dalam menunjang mobilitas warga kota.

"Kami ingin memiliki jaringan jalan raya dan rambu-rambu lalu-lintas yang memungkinkan lebih banyak orang bukan lebih banyak kendaraan yang melakukan mobilitas di kota ini,' katanya.

Modelling ini dilakukan dengan perhitungan matematis yang dilakukan oleh pakar matematika dari Melbourne University. Di antara pakar ini adalah Professor Jan De Gier dan Dr Tim Garoni yang mulai membantu VicRoads sejak tahun 2008 lalu.

Mereka menerapkan prinsip-prinsip dasar matematika dan statistik dengan cara yang unik. "Dalam membuat modellling arus lalu-lintas, kami meneliti model sederhana dari fisika matematis, dan menemukan bahwa ada model yang bisa diterapkan di lapangan," jelas Professor De Gier.

"Mobil, bus, dan tram dianggap sebagai partikel sederhana dan dibuatkan model pergerakan partikel-partikel ini dalam bentuk grafis," katanya.

Menurut Wall, tim Professor De Gier ini telah menghasilkan model pengatuan arus lalu-lintas sehingga tinggal menunggu keputusan VicRoads untuk menerapkannya di lapangan.

Dia mengatakan, penggunaan matematika dalam modelling arus lalu-lintas juga dilakukan di Jerman dan Swiss karena jauh lebih efisien dan informatif dibandingkan dengan model ujicoba di lapangan.

Professor De Gier menambahkan, modelling yang mereka hasilkan bisa digunakan untuk melihat dampak perubahan sistem perparkiran di tepi jalan, frekuensi keberangkatan tram, serta interval lampu lalu-lintas terhadap arus lalu-lintas di satu jalan tertentu.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement