Jumat 13 Feb 2015 14:01 WIB

Banyak Gedung Perkantoran di Sydney akan Diubah Jadi Apartemen

Red:
abc news
abc news

REOUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Pembangunan apartemen di Kota Sydney sedang booming. Dalam waktu dua tahun ke depan, banyak gedung-gedung perkantoran yang akan diubah menjadi apartemen mewah.

Sejumlah gedung, seperti Gold Fields House, Hudson House dan gedung Coca-Cola Amatil di kawasan Circular Quay, pusat kota Sydney telah dijual kepada investor luar negeri. Nilainya cukup fantastis, mencapai harga lebih dari $ 400 juta atau sekitar Rp 4 triliun!

Pertumbuhan pembangunan apartemen dipelopori oleh perusahaan asal Cina dan Singapura.

Kepala Perencanaan Kota Sydney, Graham Jahn mengatakan dengan sejumlah gedung-gedung perkantoran yang baru yang sedang banyak dibangun, maka menjadi alasan untuk mengubah perkantoran lama menjadi tempat hunian atau apartemen.

"Sampai saat ini, sekitar lebih dari 100 ribu meter persegi perkantoran telah dikonversi [menjadi tempat hunian] dan mungkin ada lagi 220 ribu [meter persegi] yang sedang direncanakan," ujarnya baru-baru ini.

Menurut Jahn juga permintaan tempat tinggal yang meningkat akan menimbulkan tantangan, karenanya perlu diikuti dengan peningkatan di sektor lain, seperti lapangan pekerjaan dan pelayanan. Ia juga mengatakan sejumlah warga merasa keberadaan tempat hunian akan menambah semangat kota yang baru.

"Ini memberi kehidupan pada kota di luar jam kerja...," katanya.

Mr Jahn mengatakan tingkat investasi asing saat ini bisa dikatakan mencapai tingkat "fenomenal", meski beberapa gedung harus tetap dijadikan sebagai tempat kerja.

"Apartemen dan tempat hunian dengan pemandangan pusat kota akan dijual mencapai $1 hingga 2,5 juta atau Rp 10 hingga 25 miliar rupiah.

"Ada beberapa tempat yang akan akan diubah menjadi tempat hunian, tetapi dianggap masih bisa digunakan untuk tempat bekerja kedepannya," jelas Jahn.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement