REPUBLIKA.CO.ID,COPENHAGEN--Duta Besar Prancis untuk Denmark, Francois Zimeray menjadi salah satu korban aksi penyerangan saat mengikuti diskusi tentang seni, penghujatan dan kebebasan berekspresi di kafe Krudttonden, Copenhagen, Denmark.
Ia mengungkapkan bahwa para penyerang menghujani tembakan secara bertubi-tubi ke arah para tamu undangan.
“Mereka menembaki kami dari luar gedung. Perkiraan saya sekitar 50 tembakan, tapi polisi menyebut 200 tembakan,” ujarnya seperti dilansir Mirror, Ahad (15/2).
"Peluru-peluru berhamburan menembus pintu dan semua orang langsung tiarap. Hingga kini kami masih berada di dalam ruangan karena situasi belum aman,” lanjutnya.
Dia menggambarkan situasi penyerangan ini mirip dengan insiden serupa di kantor Majalah Satir Charlie Hebdo di Paris pada 7 Januari 2015 lalu. Yang membedakan, kali ini para penyerang tidak berhasil, meski jatuh satu korban tewas dan tiga polisi terluka.
Selain Francois Zimeray, di dalam ruang diskusi juga ada Lars Vilks, kartunis kontroversial asal Swedia, yang berulang kali menerima ancaman pembunuhan setelah menerbitkan karikatur Nabi Muhammad pada tahun 2007.
Sebelumnya, dia berulang kali menerima ancaman pembunuhan, sehingga mendapatkan perlindungan dari pemerintah Swedia sejak 2010.
Kepolisian setempat, menyatakan, dua pelaku berhasil kabur menggunakan mobil usai melancarkan aksinya. Hingga kini polisi Denmark dibantu aparat dari Swedia masih melakukan perburuan.
Acara diskusi bertajuk seni, penghujatan dan kebebasan berekspresi di Kafe Krudttonden ini diselenggarakan untuk memperingati dikeluarkannya fatwa dihalalkannya darah Salman Rushdie, penulis buku Ayat-Ayat Setan.