Ahad 15 Feb 2015 05:03 WIB

Alasan Kartunis Ini Diincar dalam Penembakan Copenhagen

Lars Vilks
Foto: Reuters
Lars Vilks

REPUBLIKA.CO.ID, COPENHAGEN -- Salah satu incaran utama para pelaku penyerangan di Kafe Krudttonden, Copenhagen, Denmark adalah kartunis asal Swedia Lars Vilks.

Seniman kontroversial ini bahkan masuk dalam daftar orang yang ditargetkan mati oleh kelompok Alkaidah dan ISIS. Bahkan kepalanya dihargai 100 ribu poundsterling atau sekitar Rp 2 triliun oleh kelompok tersebut.

Mengapa Vilks begitu dibenci? Mirror merilis bahwa ternyata ia pernah menggambarkan sosok Nabi Muhammad sebagai seekor anjing medio tahun 2007 lalu. Bukan itu saja, ia pernah menggambar Yesus sebagai seorang pedofil.

Menjadi ancaman dunia internasional, Vilks justru di bawah perlindungan pemerintah Swedia. Namun, ia menolak bersembunyi seperti yang dilakukan penulis Satanic Verses (Ayat-Ayat Setan), Salman Rushdie.

Nomor telepon Vilks berikut alamatnya di Helsingborg, tercantum jelas di daftar Yellow Pages. Melihat pola hidupnya, kepolisian masih belum merilis dugaan tentang pria berusia 67 tahun itu sebenarnya yang diincar para penyerang.

Ironisnya, dalam peristiwa yang disebut sebagai peringatan 26 tahun keluarnya fatwa penolakan terhadap Rushdie, seorang pria peserta diskusi berusia 40 tahun tewas menjadi martir.

Sebenarnya, ancaman terhadap nyawa Vilks bukan saat ini saja terjadi. Sebelumnya, pada Maret 2009, seorang mualaf dari Pennsberg, Pennsylvania, Collen LaRose mencoba membunuh Cilks.

Ibu rumah tangga berusia 51 tahun itu bahkan ke Swedia untuk menghabisi nyawa Vilks sebagai bentuk jihad. Tapi misinya gagal dan harus mendekam di penjara selama 10 tahun.

Di saat bersamaan, percobaan pembunuhan terhadap Vilks juga datang dari Irlandia. Sebanyak tujuh orang ditahan karena didakwa melakukan percobaan pembunuhan padanya.

Pada bulan Mei 2009, sang kartunis juga menjadi korban serangan saat memberikan kuliah tentang kebebasan berbicara di Uppsala University. Saat itu ditayangkan pula video tentang Islam dan homoseksualitas.

Vilks juga menerima ancaman berupa video dari kelompok Al-Shaabab di Somalia medio November 2010 lalu. Mereka merilis bahwa aksi bom bunuh diri di Stockholme terkait dengan penggambaran Vilks laksana seekor babi.

Vilks yang lahir di Helsingborg, Swedia mempunyai orang tua yang berdarah Latvia dan Swedia. Dia menuntaskan gelar doktoralnya di jurusan sejarah seni Lund University pada 1987.

Kemudian dia bekerja di akademi seni Oslo National Academy dari 1988 hingga 1997 sebelum resmi menjadi profesor seni di Bergen National Academy.

Ia kembali diperbincangkan publik karena menganugerahi majalah Charlie Hebdo sebuah penghargaan kebebasan berpendapat melalui organisasinya, Lars Vilks Committee medio Oktober 2014 lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement