REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kunjungan artis cantik Angelina Jolie ke Irak beberapa waktu lalu, meninggalkan kenangan yang sangat membekas di hatinya.
Dalam peluncuran Pusat Perempuan untuk Keamanan dan Perdamaian yang dilakukan di London School of Economics (LSE) baru-baru ini, istri Brad Pitt itu menceritakan kisahnya kepada para peserta bagaimana kondisi tragis yang dialami anak-anak dan perempuan di sana.
Perempuan yang didapuk sebagai Utusan Khusus Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNCHR) juga memutar dua film dokumenter yang ia ambil saat berkunjung ke sebuah kamp pengungsi Kurdi di Dohuk, di mana lebih dari 2 juta warga Irak telah melarikan diri menyusul ancaman yang dilakukan kelompok ISIS.
Ada dua film dokumenter yang diterbitkan secara eksklusif dengan the Guardian, yang pertama ialah kisah tentang seorang wanita bernama Sabreen dan adiknya, Dilvian, yang mendapat penyiksaan saat ditahan ISIS. Dia menyatakan, kerasnya penyiksaan tak membuat dua wanita itu hilang ingatan atas semua kekerasan yang mereka alami.
"Satu jam setiap harinya, mereka (ISIS)menyetrum saya dengan menempatkan kabel listrik ke kepala, tangan dan kaki saya. Saya menangis dan memohon dia untuk berhenti, tapi dia tidak mau mendengarkan," ujar Sabreen dalam film tersebut, seperti dikutip Townhall.com.
Jolie mengatakan kisah ini sangat menyentuh hatinya dan ia tidak bisa membayangkan hal tersebut benar-benar terjadi. "Meskipun mereka berhasil melarikan diri, namun kenangan brutal tersebut akan selalu ada dihatinya," kata Jolie.
Dalam film kedua, bercerita tentang seorang wanita bernama Amusha yang menceritakan bagaimana ia dan putrinya secara paksa dipisahkan ISIS tatkala kelompok itu mengambil paksa anaknya dari tangannya. Melalui air mata, Amusha mengatakan putrinya adalah "seperti bintang bersinar."