REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Liga Arab akan menggelar pertemuan luar biasa, Rabu, untuk membahas situasi di Yaman, negara tempat para milisi Houthi Syiah telah menggulingkan presiden dukungan Barat, Abedrabbo Mansour Hadi.
Yaman, yang selama ini merupakan sekutu Amerika Serikat, mengarah menuju kekacauan sejak kelompok Houthi menduduki ibu kota negara, Sanaa, September lalu dan kemudian menggulingkan pemerintah serta membubarkan parlemen 6 Februari.
Keputusan untuk mengadakan pertemuan khusus para menteri luar negeri Arab itu muncul di saat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa mempersiapkan diri untuk membahas sebuah resolusi Ahad, yang mendesak para milisi untuk menarik diri atau mereka akan menghadapi akibat-akibat yang akan ditimbulkan.
"Tujuan pertemuan untuk meninjau perkembangan berbahaya baru-baru ini menyangkut situasi di Yaman," kata wakil ketua Liga Arab, Ahmed bin Helli, kepada para wartawan, di kantor pusat Liga Arab di Kairo.
Ketika ditanya bagaimana sikap Arab terhadap krisis di Yaman, ia mengatakan, "Untuk menyatakan posisi Arab, itu tergantung pada para menteri luar negeri setelah mereka mempelajari semua aspek krisis tersebut."
Liga Arab sebelumnya menuding kelompok Houthi telah melakukan "kudeta" ketika mereka menggulingkan pemerintahan Hadi.