Selasa 17 Feb 2015 20:59 WIB

AS Diduga Jadikan Cuaca Sebagai Senjata

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
DAMPAK PEMANASAN GLOBAL. Awan mendung menaungi kota Jakarta, Rabu (16/3). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan hampir 43 persen cuaca sekarang dipengaruhi pemanasan global dan selebihnya faktor alam seperti La Nina dan El Nino.
Foto: ANTARA/Rosa Panggabean
DAMPAK PEMANASAN GLOBAL. Awan mendung menaungi kota Jakarta, Rabu (16/3). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan hampir 43 persen cuaca sekarang dipengaruhi pemanasan global dan selebihnya faktor alam seperti La Nina dan El Nino.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHNGTON -- Seorang peneliti Amerika Serikat khawatir badan inteligen AS akan menggunakan cuaca sebagai senjata. Profesor Alan Robock menyeru CIA untuk lebih terbuka dan transparan.

Menurutnya, badan pemerintah AS tertarik mendanai penelitian perubahan cuaca untuk melihat apakah teknologi baru bisa membantu mengubah cuaca jadi senjata potensial. Ia mencontohkan rekayasa pembuatan awan stratosphere untuk menghalangi cahaya matahari dan membuat suhu mendingin.

Awan ini biasa terbentuk dari erupsi vulkanik gunung berapi. Ini bisa sangat murah dan cepat tapi akan berimbas pada banyak efek samping. Seperti pada kasus erupsi gunung Krakatau pada 1883 yang telah mengubah pola cuaca global.

Selama empat tahun dunia mengalami dingin yang tidak biasa sementara hujan salju dilaporkan di seluruh belahan dunia. ''Kita tidak bisa memikirkan cara mengendalikan iklim di salah satu bagian dunia tanpa mengendalikan seluruh dunia,'' kata dia, dikutip RT, Selasa (17/2).

Menurutnya, menempatkan awan di stratosfer akan memiliki efek global, bukan efek lokal.

''Sulit untuk berpikir bagaimana ini bisa menjadi senjata, tapi mungkin ini adalah sesuatu yang ingin mereka pikirkan,'' tambahnya.

Robock yang merupakan peneliti dari Universitas Rutgers dihubungi CIA tiga tahun lalu untuk diskusi terkait geoengineeing.

''Mereka bertanya apakah negara lain sedang mencoba mengendalikan iklim kita? Bisakah kita mengetahuinya?,'' kata Robock. Robock menilai CIA sebenarnya bertanya apakah AS bisa mengendalikan cuaca negara lain.

Penggunaan cuaca sebagai senjata telah dilarang di bawah aturan Konvensi Modifikasi Lingkungan yang dibuat pada Oktober 1978.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement