REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia dan China baru-baru ini mengadakan pertemuan intensif guna membahas pengembangan dan penguatan kerjasama di bidang nuklir yang telah terjalin sejak lama. Pertemuan dilakukan di Moskow pada akhir pekan lalu antara Direktur Jenderal Rosatom, BUMN Nuklir asal Rusia, Sergey Kirienko dan General Manager China National Nuclear Corporation (CNNC), Qulan Zhimin.
Dalam pertemuan tersebut, Rosatom dan CNNC secara spesifik membahas perkembangan rencana proyek pembangunan floating nuclear power plant, atau PLTN mengambang yang dibangun di atas kapal. PLTN mengambang ini akan dimanfaatkan untuk memasok kebutuhan listrik di wilayah kepulauan dan ladang-ladang eksplorasi hidrokarbon di China.
Akhir Juni tahun lalu, Rosatom Overseas, bagian dari Rosatom yang membidangi kerjasama Internasional, dan CNNC menandatangani memorandum terkait proyek pengembangan PLTN mengambang.
Kepada CNNC, Rosatom juga menyatakan kesiapannya untuk mengembangkan pembangunan PLTN di beberapa wilayah di China.
Hingga kini, Rosatom telah membangun dua unit tenaga pembangkit Tenaga Nuklir Tianwan di Provinsi Jiangsu. Stasiun Tianwan merupakan PLTN terbesar di wilayah China daratan yang mulai beroperasi pada tahun 2005. Pada bulan Agustus lalu, Rosatom telah menerima proposal pembangunan dua unit tenaga pembangkit nuklir tambahan di Tanwan, dan negoisasi lanjutan tengah berlangsung hingga kini di antara kedua negara.
Rusia dan China memang secara aktif mengembangkan kerjasama mereka di bidang nuklir dalam waktu yang terbilang lama. Sebelumnya, Rosatom dan CNNC juga telah menandatangani protokol untuk memulai diskusi kemungkinan opsi kerjasama pada konstruksi di negara-negara berkembang.