Kamis 19 Feb 2015 10:44 WIB

Wartawan Ditangkapi Tentara Israel, Aliansi Jurnalis Palestina Protes

Rep: c 84/ Red: Indah Wulandari
Tentara Israel saat menangkap seorang jurnalis di perbatasan
Foto: wewiv
Tentara Israel saat menangkap seorang jurnalis di perbatasan

REPUBLIKA.CO.ID,GAZA--Penangkapan dan penahanan Israel tak hanya menyasar kepada warga sipil melainkan juga para wartawan yang bertugas di Palestina.

Aliansi Jurnalis Palestina (PJS) melancarkan protesnya terkait hal tersebut di depan penjara Ofer, Israel, Rabu (18/2).

“Kami mengutuk tindakan tentara Israel yang menahan seorang wartawan Palestina, Ala'a al-Titi, “ ujar Ketua PJS Abdul Nasser al-Najjar sebagaimana diberitakan IMEMC, Rabu (18/2).

Ia menolak kebijakan Israel yang terus menerus menangkap wartawan. Al-Titi ditangkap tiga kali, termasuk penangkapan saat ini lantaran dituduh bekerja dengan media yang dianggap Israel berafiliasi dengan Hamas.

Menurut Pusat Informasi Palestina, dia ditangkap pada 21 Januari lalu, setelah pasukan Israel secara brutal menggerebek rumahnya di kamp pengungsi Aroub, di sebelah utara Hebron.

Badan tersebut juga mengatakan bahwa penangkapan Titi datang hanya seminggu setelah ia dibebaskan dari penjara Israel di mana ia ditahan beberapa kali oleh pasukan keamanan. Titi sendiri pernah menghabiskan waktunya selama empat tahun di balik jeruji besi Israel.

Abdul Nasser al-Najjar meminta serikat jurnalis internasional dan Arab untuk mengirimkan surat kepada pemerintah Israel, meminta pembebasan 15 wartawan Palestina yang saat ini sedang ditahan di penjara-penjara Israel.

Sebagai catatan, sekitar 17 wartawan tewas dan 30 lainnya luka-luka dalam serangan Israel di Gaza dalam tujuh tahun terakhir. Rumah wartawan lainnya juga dihancurkan, menggusur keluarga mereka, sementara kantor beberapa media menjadi sasaran dan dihancurkan.

Sementara itu, WAFA melaporkan situs jejaring sosial Facebook telah menghapus laman kantor berita Shehab lantaran diduga berafiliasi dengan Hamas.

Laman Shehab yang memiliki 2,5 juta pengikut adalah salah satu kelompok jaringan sosial yang secara luas tersebar di wilayah Palestina, dan melaporkan setiap harinya hal-hal yang terjadi di Tepi Barat dan Gaza.

Pihak Facebook mengatakan penghapusan laman itu dikarenakan kekerasan grafis yang ditampilkan Shehab dan dapat memicu kebencian.

Ini bukan pertama kalinya, Facebook menghapus laman yang mendukung Palestina setelah pada Maret 2011 lalu, Facebook juga telah menghapus sejumlah laman milik aktivis Palestina yang menyerukan Intifada ketiga.

Menurut media Israel, Pemerintah Israel melalui Menteri Diplomasi dan Diaspora, Yuli Edelstein, memiliki andil besar dibalik penutupan sejumlah laman Facebook milik warga Palestina setelah mengirim surat kepada pendiri Facebook Mark Zuckerberg.

Abdul Nasser al-Najjar menekankan bahwa saluran satelit Palestina itu bekerja sesuai dengan peraturan serta undang-undang yang benar. Ia menegaskan bahwa para wartawan memiliki hak untuk mempraktikkan pekerjaan mereka di  wilayah Palestina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement