REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Di tengah laporan diskriminasi terhadap siswa Muslim berjilbab, perdebatan mengenakan jilbab di universitas negeri telah muncul kembali di Perancis. Berikut beberapa komentar para politisi yang mendukung larangan jilbab di universitas.
"Ini bermotif politik kepada para pemilih yang mungkin memilih untuk (sayap kanan) Front Nasional," ujar seorang profesor antropologi di Washington University di St Louis, John Bowen seperti dilansir Islam Online, Kamis (19/2).
Debat seputar jilbab muncul di Prancis setelah serangkaian insiden bermotif Islamofobia. Lantas, awal bulan ini, seorang profesor di Universitas Paris XIII mengatakan bahwa ia tidak mendukung simbol-simbol keagamaan di tempat umum.
Pernyataan tersebut merujuk pada seorang mahasiswi yang mengenakan jilbab di kelasnya. Sedangkan profesor lain di Sorbonne meminta siswa untuk tetap terus memakai jilbab tersebut.
Perdebatan dikembangkan karena politisi berusaha untuk mengumpulkan lebih banyak pendukung menjelang pemilu.
Ditambah lagi saat partai politik mantan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, UMP (Persatuan Gerakan Masyarakat), memberikan pernyataan pekan lalu untuk mendukung langkah-langkah yang lebih ketat pada simbol agama di ruang publik Prancis, termasuk larangan langsung pada kerudung di universitas.