Kamis 19 Feb 2015 15:02 WIB

Kemenlu: Semoga Ini Bukan 'Warna Asli' Australia

Rep: Gita Amanda/ Red: Damanhuri Zuhri
Dua terpidana mati Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.
Foto: Reuters
Dua terpidana mati Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Indonesia menanggapi pernyataan Perdana Menteri Tony Abbott, terkait bantuan negaranya pada Indonesia saat bencana tsunami. Melalui juru bicaranya, Kemenlu RI menyatakan semoga masalah ini tak menunjukkan 'warna asli' Australia.

Berbicara di hadapan sejumlah wartawan di Kantor Kemenelu, Rabu (18/2), juru bicara Kemenlu Arrmanantha Nasir mengatakan pada dasarnya ia belum mau berkomentar terkait berita tersebut.

Namun setelah didesak wartawan, pria yang akrab disapa Tata itu mau berkomentar. Tata menjawab pernyataan Abbott dengan pepatah dari Indonesia yang menyatakan seseorang pasti lama kelamaan akan terlihat warna aslinya.

"Saya nggak mau komentar tentang Abbott. Tapi (jika benar) ada pepatah Indonesia yang mengatakan orang akan terlihat warna aslinya. Semoga ini bukan warna asli Australia," ujar Tata.

Sebelumnya ramai diberitakan, Perdana Menteri Abbott meminta Indonesia membalas jasa Australia yang telah membantu Indonesia saat diterpa bencana tsunami.

Komentar tersebut dikeluarkan Abbott sebagai bagian dari upaya menyelamatkan kedua warganya yang akan dieksekusi mati di Indonesia.

Dalam beberapa waktu terakhir, baik Perdana Menteri Abbott dan sejumlah pejabat tinggi Australia melakukan berbagai upaya untuk membebaskan Chan dan Sukumaran dari regu tembak Indonesia.

Namun hingga, saat ini Pemerintah Indonesia masih tetap pada keputusannya untuk melakukan eksekusi mati untuk keduanya.

Meski pemindahan kedua tahanan Australia dan sejumlah tahanan lain ke Nusakambangan tertunda sementara waktu. "Sampai sekarang belum ada perubahan (rencana eksekusi)," kata Tata.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement