REPUBLIKA.CO.ID, NAIMEY -- Sebanyak 30 pelayat tewas dibombardir sebuah pesawat ketika upacara pemakaman di sebuah desa perbatasan Niger dan Nigeria. Serangan udara terjadi ketika Niger sedang menyerang Boko Haram pada Selasa (17/2).
"Korban adalah warga yang sedang menghadiri upacara pemakaman seorang pejabat," ujar relawan dilansir dari The Guardian.
Sebanyak 37 orang tewas dalam serangan dekat masjid di Abadam. Hingga saat ini belum diketahui pelaku serangan tersebut. Pemerintah Nigeria pun telah membantah bertanggung jawab dalam serangan.
Menurut Juru Bicara AU Nigeria, Komodor Udara Dele Alonge, dirinya tidak mengetahui siapa pelaku penyerangan dan dia juga belum mendapatkan laporan resmi mengenai hal ini. Seorang pejabat tetap bersikeras menyalahkan pemerintah Nigeria sebagai pelaku serangan.
Pejabat asal Bosso, Niger mengatakan pihaknya berpikir pelaku serangan berasal dari Chad dan Niger. Tetapi dia menduga kuat serangan berasal dari Nigeria.
Sebelumnya, serangan udara juga terjadi beberapa hari lalu di desa dekat Gamgara dan menewaskan satu orang. Niger terpukul karena pemboman yang dituduhkan Boko Haram pada mereka.
Dilansir dari Aljazirah Niger telah berkomitmen mengirimkan 700 tentara gabungan. Boko Haram saat ini telah memperbarui ancaman untuk menggunakan kekerasan dan mencoba menggagalkan Pemilu Nigeria (28/3) mendatang.
SITE Intelligence Group merilis sebuah video mengenai pemimpin Boko Haram Abubakar Shekau yang memperingatkan mereka akan menggunakan kekerasan untuk menggagalkan Pemilu. Tentara Nigeria dan dua jet tempur memukul mundur Boko Haram.
Mereka mundur dari Gombe setelah Boko Haram menyebarkan kertas peringatan pada warga untuk tidak memilih dalam pemilu. Mereka mengancam akan menyerang TPS yang ada di sana.
Pasalnya, serangan Boko Haram telah meluas hingga negara tetangga. Sebanyak tujuh warga desa tewas di Kamerun ketika melawan Boko Haram yang mencuri 70 ekor sapi dan membakar rumah di Gaboua.
Sedangkan sembilan orang anggota Boko Haram tewas saat melawan penduduk setempat. Padahal warga hanya bersenjata parang, panah dan tongkat.