Jumat 20 Feb 2015 07:44 WIB

Bangkrut, Bos Delta Airles Salahkan 'Teroris Arab'

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: M Akbar
Delta Airlines
Foto: www.youngcons.com
Delta Airlines

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Petinggi maskapai penerbangan AS menyalahkan 'teroris Arab' atas kebangkrutan yang mereka alami akibat gagal mengucurnya dana talangan pada 2005.

Salah satu petinggi maskapai yag protes, Richard Anderson dari Delta Airlines mengaku memiliki bukti atas Emirat Airlines, Etihad Airlines, dan Qatar Airways yang menerima dana subsidi lebih dari 40 miliar dolar AS melalui kerja sama terbuka AS dengan Negara Kawasan Teluk.

CEO Emirates Tim Clark membantah tudingan itu. Clark mengatakan justru Delta dan United Airlines yang memanfaatkan celah hukum yang mengizinkan mereka mengajukan utang untuk restrukturisasi meski sudah mendapat subsidi besar.

''Ini ironi. UEA menolak fakta ini sementara kami yang terkena imbas serangan teroris 11 September yang pelakun teroris dari Semenanjung Arab,'' kata Anderson seperti dikutip Arabian Business, awal pekan ini.

Banyak maskapai asing terpaksa melakukan restrukturisasi di pertengahan 2000an pasca serangan 11 September 2001 di New York. Dua dari 19 pelaku berasa dari Uni Emirat Arab, 15 dari Arab Saudi dan dua sisanya dari Mesir dan Lebanon.

Anderson mengatakan mesti maskapai yang melakukan restrukturisasi boleh mengajukan utang miliaran dolar, tapi ia membantah menerima dana talangan. Ia juga mengklaim proses restrukturisasi perusahaannya berjalan transparan.

Ia bahkan menyebut Emirates, Etihad dan Qatar Airways bukan perusahaan, tapi pemerintah. Delta, United dan American Airlines sudah meminta Pemerintah AS untuk membatalkan kerja sama dengan maskapai Kawasan Teluk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement