REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Badan PBB untuk pengungsi (UNRWA) mengumumkan pada Kamis (19/2) sekitar 18 ribu pengungsi Palestina yang berada di kamp pengungsi Yarmouk di Damaskus, Suriah, dalam kondisi memprihatinkan di tengah badai salju yang melanda.
Menurut UNRWA, persediaan makanan dan selimut membuat para pengungsi di kamp pengungsi Yarmouk berada dalam kondisi sulit. UNRWA mengaku khawatir dengan situasi kemanusiaan yang dialami oleh orang-orang Palestina di Yarmouk.
Para pengungsi sendiri sebelumnya berada dalam kondisi mengkhawatirkan menyusul ketegangan yang terjadi di Suriah saat ini.
UNRWA melaporkan bahwa para pengungsi di Yarmouk memiliki persediaan makanan yang sangat terbatas, tidak ada listrik, kurangnya alat pemanas, di tengah terjangan badai salju dengan suhu yang begitu dingin.
Pertempuran loyalis Assad dan pemberontak Suriah telah menciptakan bencana kemanusiaan. Datangnya musim dingin tanpa adanya air,listrik, dan perawatan medis yang memadai, UNRWA mengatakan para pengungsi berada di ambang bencana.
Juru bicara UNRWA Chris Gunness mengatakan belum ada distribusi yang masuk ke wilayah ini sejak 6 Desember 2014.
"Untuk menghentikan penderitaan pengungsi Yarmouk, UNRWA meminta kerjasama semua pihak menghentikan permusuhan bersenjata di sekitar Yarmouk," ujarnya, seperti dilansir IMEMC, Jumat (20/2).