REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Yordania Nasser Judeh mengatakan bahwa perang melawan ekstremisme adalah perang dunia ketiga yang tidak mengenal batas. Ia mendesak upaya internasional yang lebih besar untuk melawan ancaman tersebut.
Kelompok ekstrimis di Irak dan Suriah yang diisi oleh pejuang asing dari sekitar 90 negara yang berbeda, lanjutnya, dapat berpotensi menjadi ancaman begitu kembali ke negaranya masing-masing.
"Serangan teroris berpotensi terjadi saat mereka kembali ke negaranya," kata Judeh saat konferensi tiga hari tentang pemberantasan ekstremisme yang diselenggarakan Presiden Barack Obama di Washington, sebagaimana dilansir Gulf Daily News, Jumat (20/2).
Dalam mencegah serangan brutal di Eropa dan Timur Tengah, Obama sebelumnya mengatakan kepada dunia internasional untuk berperan lebih besar dalam melawan kelompok-kelompok seperti ISIS dan Al Qaeda.
"Ancaman yang kita hadapi saat ini belum pernah terjadi sebelumnya. Ancaman Ini tidak mengenal batas, agama, budaya, etnis," ujar Judeh.