Sabtu 21 Feb 2015 00:26 WIB

Palestina Dilanda Badai Salju

Rep: c84/ Red: Taufik Rachman
  Badai salju menerpa tenda para pengungsi asal Suriah di desa Deir Zannoun, lembah Bekaa, Lebanon, Rabu (7/1). (AP/Hussein Malla)
Badai salju menerpa tenda para pengungsi asal Suriah di desa Deir Zannoun, lembah Bekaa, Lebanon, Rabu (7/1). (AP/Hussein Malla)

REPUBLIKA.CO.ID,BETHLEHEM -- Toko-toko dan kantor-kantor di sejumlah kota di Palestina seperti di Tepi Barat terpaksa harus ditutup pada Jumat (20/2) menyusul datangnya badai salju dengan ketinggian hampir setengah meter di wilayah tersebut.

Melansir Maan, hujan salju dilaporkan mulai turun pada Kamis malam dan berlanjut sampai Jumat pagi. Tebalnya salju mengakibatkan tertutupnya sejumlah jalan-jalan termasuk jalan utama di Tepi Barat.

Ahli Meteorologi, Jenny memperkirakan hujan salju masih akan melanda wilayah Palestina hingga Sabtu mendatang.

Tingginya salju juga telah mengakibatkan sejumlah kecelakaan. Tercatat sedikitnya 16 kecelakaan terjadi dalam dua hari terakhir di Palestina. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Palestina telah berusaha keras membersihkan gumpalan salju, namun sebagian besar jalan masih harus ditutup.

Kementerian tersebut mengatakan 80 persen jalan-jalan di wilayah Hebron telah tertutup salju. Kondisi serupa terjadi di Ramallah, dimana otoritas setempat telah menutup jalan-jalan utama di wilayah tersebut.

Di Bethlehem, jalan-jalan utama telah terbuka dan dapat digunakan, namun kementerian tersebut meminta warganya untuk tetap berada di rumah. Kondisi serupa

Di Yerusalem Timur yang diduduki, hujan salju juga telah menutup jalan-jalan utama. Lambannya pemerintah setempat membersihkan gumpalan salju membuat warga sekitar turun ke jalan untuk membersihkannya sendiri. Badai salju juga menerjang situs suci umat Islam, Masjid Al-Aqsa, dimana atap dan dinding masjid tertutupi oleh gumpalan salju.

Sementara itu, hujan salju dan es juga melanda wilayah Gaza dan pantai Palestina. Situasi ini semakin menyulitkan sekitar 1,8 juta warga Gaza yang selama ini hidup dalam blokade Israel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement