REPUBLIKA.CO.ID, DELHI – Kementerian Kesehatan india sedang berjuang melawan wabah flu babi yang menewaskan lebih dari 700 orang sejak pertengahan Desember 2014. Jumlah kasus meningkat dua kali lipat sejak pekan lalu menjadi lebih dari 11 ribu korban.
Kritikus di India menuduh pemerintah India gagal mendistribusikan obat-obatan. Namun, pejabat bersikeras meningkatnya kasus flu babi di India di bawah kontrol pemerintahan. Sejak 2010 lalu, wabah flu babi di India menjadi wabah paling mematikan.
Menteri kesehatan India, JP Nadda menolak laporan kekurangan obat tersebut. Katanya, jika toko obat menolak memberikan obat-obatan sesuai resep dokter, harus segera dilaporkan ke pihak berwenang untuk ditindaklanjuti.
Katanya, masyarakat India tidak perlu panik, sebab pemerintah akan terus memantau situasi dengan seksama. Menurutnya, meningkatnya kasus wabah flu babi tersebut karena musim dingin yang menyebabkan suhu tubuh rendah.
Meningkatnya kasus tersebut membuat otoritas kesehatan di India melakukan berbagai kampanye di televisi dan radio. Dalam kampanye tersebut otoritas kesehatan di India memberitahu tindakan pencegahan terhadap wabah flu babi. Sehingga masyarakat India bisa mengantisipasi diri sebelum virus flu babi berkembang.
Virus ini pertama kali muncul di Meksiko pada 2009, dan dengan cepat menyebar ke seluruh dunia. Negara bagian Rajsthan telah terkena dampak paling parah dari wabah flu babi.