Sabtu 21 Feb 2015 12:15 WIB

Oposisi Bangladesh Serukan Mogok Nasional 72 Jam

Kebakaran terjadi di pabrik garmen di Gazipur, Bangladesh
Foto: Al-Jazeera
Kebakaran terjadi di pabrik garmen di Gazipur, Bangladesh

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Aliansi oposisi utama Bangladesh pada Jumat (20/2) menyerukan babak baru pemogokan nasional mulai Ahad pagi (22/2). Mereka menunt pemilihan umum baru di bawah sistem pemerintah sementara non-partai.

Pengumumnan pemogokan tersebut dikeluarkan berselang sehari setelah oposisi melancarkan pemogokan lima hari di seluruh negeri itu Ahad pekan lalu. Aksi dilakukan di tengah bentrokan keras, vandalisme, pembakaran dan serangan bom bensin.

Juru Bicara Partai Nasionalis Bangladesh (BNP) pimpinan Begum Khaleda Zia, Salahuddin Ahmed mengeluarkan pengumuman tersebut melalui siaran pers. Dia mengatakan aliansi tersebut berencana melancarkan demonstrasi di seluruh negeri itu pada Senin.

BNP dan sekutunya telah mengumumkan pemogokan 72 jam oleh pekerja sektor jalan raya, kereta dan transportasi air. Ahmed yang juga Sekretaris Jenderal Gabungan BNP mengatakan pemogokan tersebut rencananya dimulai pukul 06.00 waktu setempat dan berlangsung hingga Rabu pukul 06.00 waktu setempat.

Akhir Januari lalu, beberapa saat setelah pemutusan saluran listrik, hubungan Internet dan telepon ke kantor mantan perdana menteri Bangladesh Begum Khaleda Zia di daerah kantung diplomatik di Gulshan, Dhaka, dilaporkan juga terputus.

Pada Sabtu dini hari, seorang pejabat yang dekat dengan kantor Khaleda Zia di Gulshan mengatakan pihak berwenang memutus pasokan listrik ke kantor tersebut sejak 4 Januari. Sebelumnya ia dilarang menghadiri pertemuan terbuka antipemerintah oleh aliansi partai yang dipimpinnya.

Semua tindakan tersebut dilakukan setelah seorang menteri di pemerintahan Perdana Menteri Sheikh Hasina dilaporkan mengancam pasokan air dan listrik ke kantor Khalida akan diputus jika ia tidak menghentikan blokade di seluruh negeri itu paling lambat pada 2 Februari.

BNP pimpinan Khaleda dan sekutunya telah melancarkan blokade transportasi di seluruh Bangladesh sejak 6 Januari.  Pihak berwenang di Bangladesh telah melarang bus malam melakukan perjalanan  jarak jauh setelah dua serangan bom bensin belum lama ini yang menewaskan 16 orang.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement