Ahad 22 Feb 2015 11:28 WIB
Eksekusi Mati

'Jangan Mau Harga Diri Bangsa Ditawar Abbot'

  Ratusan masyarakat yang tergabung dalam koalisi pro Indonesia menggelar gerakan Koin untuk Australia di Bundaran HI, Jakarta, Ahad (22/2).  (Republika/Yasin Habibi)
Ratusan masyarakat yang tergabung dalam koalisi pro Indonesia menggelar gerakan Koin untuk Australia di Bundaran HI, Jakarta, Ahad (22/2). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerakan mengumpulkan koin bagi Australia (Coin for Australia) dari Koalisi Pro-Indonesia menyerukan masyarakat lebih peduli harga diri bangsa Indonesia, terkait PM Australia Tony Abbot yang mengaitkan dana tsunami untuk membebaskan dua warganya dari hukuman mati dalam kasus narkoba.

"Jangan mau harga diri kita ditawar oleh Tony Abbot," ujar koordinator aksi Andi Sinulingga di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Ahad (22/2)

Dalam aksi turun ke jalan di hari bebas kendaraan (car free day) tersebut, ia menjelaskan bahwa koin-koin tersebut digunakan untuk membayar atas komentar Abbot yang menyinggung bangsa Indonesia, khususnya terkait tragedi tsunami Aceh yang mendapat dana dari Australia.

"Sejumlah bantuan uang dari Australia ketika tsunami tidak akan bisa membeli harga diri bangsa Indonesia," kata Andi.

Ia juga menginginkan hukuman mati kepada warga Australia yang terbukti bersalah terkait kasus narkoba tetap dilaksanakan.

Perdana Menteri (PM) Abbot berulang kali meminta pembatalan eksekusi mati bagi dua warganya‎, Andrew Chan dan ‎Myuran Sukumaran, yang terbukti membawa narkoba dan divonis hukuman mati. Abbot pun mengungkit pemberian bantuan Australia kepada Indonesia saat terjadi tsunami Aceh 2004.

"Jangan lupa beberapa waktu lalu ketika Indonesia dilanda tsunami, Australia mengirimkan bantuan satu miliar dolar. Kami juga mengirimkan pasukan untuk bantuan kemanusiaan," kata Abbott.

Komentar Abbot langsung mendapat reaksi dari Pemerintah RI maupun berbagai elemen masyarakat. Aksi koin bagi Australia juga dilakukan oleh masyarakat di Aceh.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement