Ahad 22 Feb 2015 16:03 WIB

Militer Nigeria Kembali Rebut Baga dari Boko Haram

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Satya Festiani
Serangan Boko Haram di Nigeria
Foto: AP
Serangan Boko Haram di Nigeria

REPUBLIKA.CO.ID, Bouchi -- Pasukan Nigeria telah merebut kembali kota Baga dari kelompok Boko Haram pada Sabtu (21/2). Pasukan militer Nigeria dibantu oleh pasukan Chad, Niger dan Kamerun. Baga merupakan markas pasukan multinasional dari empat negara.

Pasukan militer mulai menyerang selama dua pekan terakhir. "Kami telah mengamankam Baga. Kita sekarang dalam kontrol penuh, kita sudah mulai dapat melakukan latihan," ujar Juru Bicara Pertahanan Mayjen Chris Olukolade.

Olukolade mengatakan sebagian besar anggota Boko Haram telah tenggelam di Danau Chad. Kelompok Boko Haram kini beralih ke perbatasan negara setelah diserang berbagai sisi.

Saat ini 1.500 titik telah ditanami ranjau darat untuk menghindari kelompok militan agar tidak semakin maju. Mengusir Boko Haram  merupakan berita baik bagi Presiden Nigeria Goodluck Jonathan karena pemilu sempat tertunda.

Selain Nigeria negara tetangga juga mengalami ancaman serangan Boko Haram. Mereka membuat strategi untuk mengusir Boko Haram dari wilayah mereka untuj kembali ke Nigeria.

Juru Bicara Militer Chad mengatakan pasukannya tidak ikut serta dalam serangan Baga. Sedangkan Niger dan Kamerun hingga saat ini belum memberikan keterangan terkait Baga.

Tetapi kemarin sebanyak 23 orang tewas dalam pertempuran di Pulau Karamga di Danau Chad perbatasan Niger. Mereka tewas karena diserang oleh pasukan Niger.

Presiden Niger Mahamadou Issoufou mengatakan pihaknya berjanji untuk mengalahkan kelompok Boko Haram. "Kami akan memenangkan perang ini karena tidak sendirian, kami lebih berpengalaman dalam pertempuran yang besar,"ujarnya dalam pidato di Diffa.

Menteri Pertahanan Prancis Laurent Fabius berkunjung ke Chad dan Kamerun Sabtu (21/2) untuk menyatakan solidaritasnya terhadap ancaman militan. Sekutu internasional akan memberikan dukungan keuangan bagi negara-negara tersebut.

"Kami sedang bekerja untuk mendapatkan keiuatan untuk berkontrbusi secara finansial sehingga beban mereka tidak terlalu berat," ujar Fabius. Biaya tersebut mengacu pada 8.700 pasukan di empat negara ditambah Benin yang akan sepakat pekan depan di Ndjamen, Chad.

Fabius mengatakan pihaknya membutuhkan konferensi bagi donor yang dapat membantu biaya keuangan perang. Prancis telah menyediakan intelejen dan dukungan logistik untuk tentara regional.

Namun pihaknya menyatakan berhenti untuk mengintervensi langsung. Meskipun militer yang dimilikinya cukup kuat berada di wilayah mereka.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement