REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi mengatakan negaranya bukanlah negara agresor dan tak akan menyerang wilayah negara lain. Hal tersebut diungkapkan Sisi setelah adanya desas-desus yang menyatakan, Mesir melakukan serangan ke wilayah sipil di Libya.
Seperti dilansir Ahram Online, Ahad (22/2), Sisi mengatakan serangan pasukannya ke Libya dilakukan untuk merespon serangan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di wilayah tersebut.
"Bagaimana aku bisa ke Katedral Koptik untuk menyatakan belasungkawa, kalau tentara Mesir tak melakukan serangan balasan," ujarnya.
Sisi menegaskan, serangan akurat militer Mesir menyasar 13 target spesifik kelompok ISIS. Ia menolak pernyataan yang mengatakan tentaranya menargetkan warga sipil.
Sisi mengatakan, sebelumnya pada musim panas lalu militer Mesir menghentikan serangan ke kelompok militan karena banyaknya perempuan dan anak-anak di wilayah target serangan.
"Saya salut pada angkatan bersenjata Mesir. Tak hanya waspada terhadap bahaya di perbatasan, tapi juga di timur di Sinai dan di selatan," kata Sisi.
Ia menegaskan tentara Mesir selama ini telah melakukan upaya besar-besaran mengembalikan kontrol penuh atas wilayah Sinai. Ia menambahkan telah banyak terjadi kemajuan di wilayah tersebut berkat militer Mesir.
"Sinai tak akan berkembang seperti ini tanpa keamanan dan stabilitas yang nyata," ujarnya.
Sisi juga mengucapkan terima kasih pada Arab Saudi, Kuwait, Bahrain dan Uni Emirat Arab atas dukungan yang diberikan pada Mesir. Ia menambahkan, bahkan UEA dan Yordania telah menawarkan bantuan militer terkait serangan ke ISIS di Libya.
Sisi pun mendesak diciptakannya kekuatan militer negara-negara Arab terpadu untuk menghadapi ancaman di wilayah tersebut.