REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Direktorat Pertahanan Sipil (CDD) menyatakan, pemerintah israel telah membuka gerbang bendungan di dekat Jalur Gaza. Hal ini menyebabkan banjir di beberapa rumah di wilayah tersebut.
"Tentara Israel membuka pintu kanal yang mengarah ke pusat gaza, yang menyebabkan gundukan pasir tersapu air di sepanjang perbatasan dengan Israel," kata CDD Gaza dalam sebuah pernyataan.
Sumber-sumber medis mengatakan pada Anadolu Agency, tak ada korban jiwa yang dilaporkan akibat banjir. Namun pembukaan kanal telah menyebabkan banjir di 80 rumah warga Palestina. GDD mengatakan, mereka harus segera mengevakuasi warga yang menjadi korban. Lembah di Gaza wilayah tersebut banjir hingga tiga meter.
Menurut CDD pemerintah memang biasa membuka pintu air yang mengarah ke Jalur Gaza, tanpa pemberitahuan sebelumnya. Pembukaan pintu air membuat air yang dihasilkan hujan lebat mengalir dalam jumlah besar ke wilayah sekitar.
Dalam sebuah surat pada Russian Today, Koordinator Kegiatan Pemerintahan Israel di Daerah (COGAT) menyatakan klaim pembukaan bendungan sepenuhnya palsu. "Selatan Israel tak memiliki bendungan. Karena hujan baru-baru ini membuat sungai membanjiri seluruh wilayah dan tak ada hubungannya dengan tindakan yang diambil Israel," ujar COGAT dalam pernyataan.
Banjir juga dilaporkan menyebabkan penutupan jalan utama yang menghubungkan distrik al-Mughraqa dan Nusseirat, di selatan Gaza. Membuat ratusan warga terjebak dalam banjir, ini membuat sulit sekitar 110 ribu wrga Palestia yang kehilangan rumah akibat serangan Israel musim panas lalu.
Keluarga yang dievakuasi dibawa ke posko UNRWA, tempat penampungan pengungsi di al-Bureij dan lingkungan al-Zahra. "Isreal membuka bendungan air tanpa peringatan, tadi malam, menyebabkan kerusakan serius di sejumlah desa dekat perbatasan Gaza. Lebih dari 40 rumah terendam banjir dan 80 keluarga saat ini berada di penampungan," kata kepala badan pertahanan sipil di Gaza Brigdir Jenderal Said al-Saudi pada Aljazirah.