REPUBLIKA.CO.ID WASHINGTON -- Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Jeh Johnson setuju dengan umat Islam yang menyebut kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) bukanlah Islam. "Hal yang saya dengar dari para pemimpin di komunitas Muslim di negara ini adalah ISIS mencoba untuk membajak agama Islam," ujar Johnson seperti dilansir Foxnews.com, Selasa (24/2).
Johnson mengatakan, para pemimpin komunitas Muslim menyatakan Islam adalah agama dengan perdamaian dan persaudaraan. Karena itu, komunitas Muslim menyayangkan tindakan yang dilakukan ISIS mengatasnamakan Islam.
Untuk itu, ia lebih berfokus pada potensi ISIS, dengan perkiraan 30.000 pejuang di Irak dan Suriah serta merekrut orang Amerika untuk menjadi militan ISIS. Jumlah pasukan yang banyak ini menjadi salah satu alasan ISIS untuk melakukan tindakan teroris.
"ISIS adalah organisasi teroris yang mewakili potensi ancaman serius bagi tanah air kita, yang harus ditangani," katanya. AS mencoba untuk mengalahkan kelompok-kelompok teror militer melalui koalisi internasional.
Namun, kata dia, AS juga harus menggunakan media sosial dan terlibat dalam komunitas Muslim untuk menggagalkan upaya kelompok-kelompok tersebut agar tidak berhasil merekrut pejuang asing melalui internet.
"Kita perlu dilibatkan dalam masyarakat yang relevan di negara ini untuk menggagalkan upaya perekrutan mereka dan untuk membantu membangun kontra-narasi dengan yang sedang dikeluarkan oleh ISIS sekarang. Hal itu melibatkan seluruh pendekatan pemerintah," katanya.