REPUBLIKA.CO.ID, FENYUAN -- Seorang pecandu video game, Fan game online Hsueh Jun-Chen (22) membakar dirinya sendiri sampai mati ketika ayahnya menyuruh untuk berhenti bermain dan lebih banyak tidur.
Dia tengah asyik main game di kamarnya di kota Fenyuan, Taiwan Barat ketika ayahnya Liu (48) mengetuk pintu dan menyuruhnya pergi tidur. Keduanya kemudian terlibat adu mulut, tapi ayah memintanya berhenti.
Keesokan harinya, ayahnya menyadari Hsueh hilang dan ketika ia mencarinya, ia menemukan hangus anak itu terbaring 300 meter dari rumah dengan botol kosong bensin tergeletak di dekatnya.
"Saya hanya berkata bahwa ia harus tidur daripada bermain karena Universitas mulai masuk lagi setelah liburan," kata Liu dengan perasaan sedih. "Dia bilang dia akan (berhenti) dan itulah terakhir kali aku melihatnya hidup."
Dia menceritakan, ketika tidak melihat anaknya di kamar keesokan harinya, dia berpikir kalau anaknya telah keluar dengan sepeda motor.
'Sepeda motor itu masih ada, tetapi saya melihat bahwa dua kaleng bensin yang hilang. Itu membuat saya merasa khawatir dan saya mulai sangat takut," katanya.
Liu mengaku tidak pernah berpikir anaknya akan melakukan sesuatu yang ekstrem seperti itu. Kabar kematian itu membuat teman-teman anaknya terkejut. Begitu juga dengan staf di Chienkuo University of Technology di mana Hsueh belajar mengungkapkan keterkejutan mereka setelah mendengar berita tragis.
"Saya sangat, sangat terkejut. Dia anak pintar, sangat cerdas, selalu melakukannya dengan baik di kelas. Ini sangat menyedihkan dan sangat tak terduga," kata Guru Li Hong.
Seorang juru bicara polisi mengatakan masih terus penyelidikan kasus itu. Mereka menduga dia mengahiri hidup karena tekanan belajar dan berpikir cara mencari pekerjaan setelah lulus. Ditambah oleh ayahnya yang menyuruh untuk berhenti bermain game di komputer.